JURUS JITU
MENGHAFAL AL-QU'RAN
Panduan Praktis Menghafal
Al-Quran untuk Semua
Oleh:
Ust. Taufik Hamim Effendi, Lc, MA
JURUS JITU MENGHAFAL ALQURAN
H. Taufik Hamim EfFendi, Lc, MA
Editor : H. Taufik Hamim Effendi, Lc, MA
ASM. Romli
Tata Letak : salsabila_gepe@yahoo.co.id
— Bekasi: Muntada Ahlil Quran, 2009
1 jil., 136 him., 12,5 x 19,5 cm
Buku yang ada di hadapan Anda ini merupakan untaian
penjelasan untuk bisa menghafal Al-Qur'an dengan mudah.
Sehingga ia sangat layak untuk dibaca, dipelajari dan menjadi
rujukan bagi siapa pun yang ingin menghafal Al-Quran. Bagi
orang tua, buku ini sangat tepat sebagai pegangan dalam
membimbing anak-anaknya untuk bisa menghafal Al-Quran
sejak usia dini, bagi seorang guru, buku ini bisa menjadi
rujukan penting dalam mengajarkan anak-anak didiknya
untuk bisa menghafal Al-Quran.
mi
a
H. Taufik Hamim Effendi KH, Lc, MA orang
Betawi asli Condet Jakarta Timur, kelahiran
Jakarta 07 September 1973 dari pasangan
Hamim Effendi dan Tasu'ah (almrh) adalah
seorang Ustadz yang berangkat dari kultur
keluarga Betawi relijius dan penghafal Al-
Qur'an.
Suami dari Marwiyah ini telah dikaruniai 2 orang putri dan
3 orang putra, yakni Tsabitah(10 th), Farid Mamduh (7 th),
Muhammad (6 th), Syahid (3 th), Aisyah (3 bulan).
H. Taufik Hamim Effendi KH, Lc, MA elah menyelesaikan
studinya di SI Fak. Syariah. LIPIA Jakarta (Cabang Universitas
Islam Imam Muhammad Ibnu Su"ud Riyadh, Kerajaan Saudi
Arabiah) dan S2 Universitas Islam As-Syafi"iyyah Jakarta.
Aktivitas yang telah dan sedang beliau jalani antara lain:
• Ma"had Bahasa Arab Daarul Uluum, Kuningan Jakarta
Selatan, Tahun 1996-1998
• Program Bahasa Arab Terpadu (PBAT) Al-Hikmah Bangka
II Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun 1999
• Ma"had Al-Mubarok Pramuka Sari Jakarta Pusat, Tahun
2000-2001
• Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) IQRO" Pondok Gede
Kota Bekasi Jawa Barat, Tahun 2000-2001
• Ma"had Studi dan Dakwah Islam IQRO" Pondok Gede
Kota Bekasi Jawa Barat Tahun 2000-2005
• PendidikanGuruTamanKanak-kanak Islam IQRO" Pondok
Gede Kota Bekasi Jawa Barat Tahun 2006-sekarang
• Ma"had Studi Islam dan Bahasa Arab Utsman bin Affan
Bambu Apus Cipayung Jakarta Timur Tahun 2002-
sekarang
• Ma"had Tarbiyah, Bintaro Jakarta Selatan Tahun 2008
• Pengajar Bahasa Arab untuk Manager perusahaan
• Salah seorang pendiri Yayasan Istiqomah Bina Umat,
Jatimakmur Pondokgede, Kota Bekasi, Jawa Barat
• Salah Seorang Pendiri Yayasan Muntada Ahlil Qur"an
(The Quranic Community Forum)
• Ketua Umum Muntada Ahlil Qur"an (The Quranic
Community Forum) yang berkantor pusat di Jl. Raya
Jatiwaringin No. 336 Jati Cempaka, Pondok Gede, Kota
Bekasi, Jawa Barat - 17411, Telp. 021 - 7058 7271
Beralamat di Jl. H. Kamin Rt. 001 Rw. 09 Jatimakmur Pondok
Gede Kota Bekasi Jawa Barat. Nomor yang bisa dihubungi :
021-71143283 / 085880716858.
E-mail : ibnu_hekh@yahoo.com, taufik070973@yahoo.co.id,
taufik_hamim@warnaislam.com ibnuhekh@gmail.com
Website : www.taufikhamim.com
i v %rm Qifu ~Menafiafetf Af- Quran
Pada Perang Uhud, Rasulullah Saw kehilangan banyak para
sahabatnya yang memiliki banyaka hafalan Al-Quran yang
gugur sebagai syuhada di medan jihad itu. Menjelang perang
berikutnya, Rasulullah Saw memerintahkan agar tidak semua
umat Islam menjadi prajurit tempur di medan laga, namun
harus ada sebagian yang khusus mendalami ilmu, tafaqquh
fid-din, termasuk menghafal Al-Quran. Instruksi Rasulullah
Saw itu berlandaskan wahyu:
"Tidak sepatutnya bagi mu'minin itupergi semuanya .
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya". (Q.S. Al-Taubah/9 :122)
Demikian pula pada masa kekhilafahan Abu Bakar As-Shiddiq
r.a, tepatnya pada perang Yamamah, dimana sekitar tujuh
puluh sahabat Rasulullah Saw, para penghafal Al-Quran gugur
menjadi syuhada. Kemudian Abu Bakar r.a berinisiatif dan
kemudian berdiskusi dengan para sahabat seperti Umar bin
Khattab kemudian Utsman bin Affan dan AN bin Abi Thalib
serta menunjuk sahabat Zaid bin Tsabit sebagai juru tulis
wahyu untuk mengumpulkan Al-Quran dalam bentuk mushaf.
Singkatnya, dengan mengumpulkan para penghafal Al-Quran
dan dengan seleksi yang ketat akhirnya Al-Quran tahap demi
tahap berhasil dikumpulkan dalam bentuk mushaf terutama
di masa kekhilafahan Utsman bin Affan r.a.
Kilasan sejarah Islam di atas hanyalah salah satu bukti, betapa
para "penjaga ilmu Islam", termasuk di dalamnya penghafal
Al-Quran -karena Al-Quran merupakan sumber utama
ajaran Islam- menempati posisi mulia. Allah Swt memang
menjamin, Dialah yang menjaga Al-Quran sebagaimana Dia
pula yang menurunkannya sebagai pedoman hidup hamba-
hamba-Nya. Namun, Allah juga memilih orang-orang
khusus sebagai "khalifah"-Nya dalam menjaga kemurnian
dan kemuliaan Kalam-Nya, yakni para penghafal Al-Quran
(Huffazh).
Penghafal Al-Quran merupakan orang-orang terpilih di
antara hamba-hamba Allah Swt. Mereka ibarat pasukan
elite dan khas, sebagai "pasukan khusus pengawal Al-
Quran", dan tentu saja dengan imbahan kemuliaan,
keberkahan, atau pahala yang "elite" dan "khas" pula.
Allah menjamin tidak akan ada yang mampu memalsukan
Al-Quran, bahkan satu ayat pun, sebagaimana tidak akan
ada manusia dan jin yang mampu membuatnya. Jaminan
Allah itu diberikan karena akan selalu hadir para penghafal
Al-Quran dari zaman ke zaman. Kesalahan sedikit pun,
disengaja ataupun tidak disengaja, akan langsung diketahui
dan dikoreksi.
Apakah kita tertarik menjadi anggota "pasukan khusus
pengawal Quran" itu? Jika ya, buku jurus jitu menghafal Al
Quran ini merupakan pilihan tepat sebagai panduan praktis,
tahap demi tahap, untuk menjadi penghafal Al-Quran.
vi 'Jurus Jitu Tvfenjfiafaf Af- Quran
Materi buku ini merupakan kumpulan tanya-jawab atau
konsultasi tahfizh di situs www.warnaislam.com. Atas usulan
banyak pihak, artikel-artikel itu dikoleksi, diedit kembali, dan
disusun sedemikian rupa sehingga dapat diterbitkan sebagai
buku.
Dalam buku ini ditegaskan, menghafal Al-Quran itu mudah,
tidak susah. Allah Swt sendiri yang menegaskannya, berkali-kali.
Jadi, siapa pun, dalam usia berapa pun, dapat dengan mudah
menjadi seorang penghafal Al-Quran (Hafizh), asalkan mampu
memenuhi syarat dan menjalani proses, tahapan demi tahapan,
sebagaimana secara gamblang dikupas dalam buku ini.
Semoga buku ini bermanfaat dan bernilai ibadah. Penulis
haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penerbitan buku ini. Semoga semua jerih payah
kita yang kita lakukan ini menjadi pemberat timbangan amal
kita di hari yang tidak adalagi manfaat harta dan anak kecuali
bagi orang yang medatangi Allah dengan hati yang bersih.
Amien ya rabbal 'alamien. Wassalam
Bekasi, Juni 2009
H. Taufik Hamim Effendi, Lc, MA
Oitu 'MenjLfafAf-Quran vii
OurusOtfu "MmjfiafafAf-Clumn
Prof. Dr. H. Achmad Satori Isma'il
Ketua Umum IKADI
GENERASI Khairu Ummat telah merasakan nikmat dan
indahnya hidup dalam naungan Al-Qur'an. Mereka meraih
posisi itu didahului dengan adanya keyakinan yang mantap
dan budaya amal shalih.
Dengan bermodal kekuatan pegangan dan landasan filsafat
hidup, yaitu berpegangteguh pada Al-Qur'an, maka seseorang
akan mampu tampil tegar, jelas tempatnya, berpaling
mundur bila tertumbuk, sigap dalam menentukan sikap, dan
tidak akan diombang-ambingkan oleh ketidakpastian situasi.
la tidak mudah terpengaruh oleh prinsip hidup lain karena
prinsip dalam kepribadiannya sudah mantap dan jelas yang
tercermin dalam menyelesaikan persoalan hidup. la juga
punya cara dan usaha tertentu dalam menembus blokade
hambatan.
Umar Ibnu al-Khattab meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw
bersabda:
"Sesungguhnya Allah dengan Al-Qur'an ini telah mengangkat
(derajat) suatu bangsa dan dengan Al-Qur'an inipulalah
Allah akan menjatuhkan bangsa lainnya."(H.R. Muslim)
Abu Hurairah r.a. berkata:
"Rumah yang di dalamnya dibaca Al-Qur'an berkahnya
sangat banyak, malaikat masuk/hadir dan syaitan pun keluar.
Rumah yang tidak pernah dibacakan Al-Qur'an di dalamnya
sangat sempit bagi penghuninya, tidak ada berkah, syeithan
pun masuk/hadir dan malaikat keluar."
Para As-Salafusshalih merasakan hal itu karena keoptimalan
mereka berinteraksi dengan Al-Qur'an -tilawah, tadabur,
hifzh, sekaligus mengamalkannya. Oleh karena itu, supaya
bisa merasakan nikmat dan indahnya hidup dalam naungan
Al-Qur'an, kita pun harus secara optimal berinteraksi dengan
Al-Qur'an .
ADA empat macam upaya optimalisasi dalam berinteraksi
dengan Al-Qur'an.
1. Tilawah (Membacanya).
Disunnahkan memperbanyak bacaan atau tilawah
Al-Qur'an. Allah memuji orang yang senantiasa
melakukannya.
" mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa
waktu di malam hari..." (Q.S. Ali Imran/3 : 113)
Imam Muslim meriwayatkan dari Ibnu Umar r.a :
" Tidak boleh mendengki kecuali terhadap dua hal:
seseorang yang diberi oleh Allah (penguasaan yang baik
tentang) Al-Qur'an kemudian ia mengamalkannya siang
dan malam hari dan seseorang yang diberi oleh Allah harta
kemudian ia menginfakkannya siang dan malam hari."
x %rus %u TAenjfiafaf Af- Quran
2 . Tadabbur (Menela'ahnya).
Kita dianjurkan untuk mentadaburi Al-Qur'an sebagai
tindak lanjut dari apa yang telah kita baca. Dengan
tadabbur, kita akan dapat lebih memahami kegungan
dan keindaan dari kalamullah ini.
"Apakah tidak kau perhatikan (tadabburi) Al-Quran ataukah
hati kamu telah terkunci?" (Q.S. Muhammad/48 : 24)
3 . Hifzh (Menghafalkannya)
Para penghafal Al-Quran adalah orang-orangyangdipilih
oleh Allah sepanjang sejarah kehidupan manusia karena
melalui merekalah Allah menjaga kemurnian Al-Quran.
"Sesungguhnya telah kami turunkan Adz-Dzikir (Al-Quran)
dan kamilah yang menjaganya" (Q.S. Al-Hijr/15 : 9)
Banyak sekali keutamaan bagi para penghafal Al-Quran,
di antaranya adalah sebagaimana ditegaskan Rasulullah
Saw, ketika beliau mengumpulkan di antara dua orang
syuhada Uhud, kemudian beliau bersabda :
"manakah di antara keduanya yang lebih banyak
menghafal Al-Quran?" Ketika ditunjuk salah satunya,
maka beliau mendahulukan pemakamannya" (H.R.
Bukhari)
4 . AI-'Amalu bihi (Mengamalkannya).
Mengamalkan Al-Qur'an merupakan wujud nyata
pemahamanseorangmukmin. Rasulullah Saw merupakan
uswah (teladan) paling ideal dalam mengamalkan Al-
Qur'an. Ketika Siti 'Aisyah r.a ditanya sahabat tentang
akhlaq Rasulullah Saw jawabannya :
"Akhlak Rasulullah adalah Al-Qur'an"
Oitu 'MenjLfafAf-Quran xi
Buku yang ada di hadapan Anda ini merupakan untaian
penjelasan untuk bisa menghafal Al-Qur'an dengan mudah.
Sehingga ia sangat layak untuk dibaca, dipelajari dan menjadi
rujukan bagi siapa pun yang ingin menghafal Al-Qur'an. Bagi
orang tua, buku ini sangat tepat sebagai pegangan dalam
membimbing anak-anaknya untuk bisa menghafal Al-Quran
sejak usia dini, bagi seorang guru, buku ini bisa menjadi
rujukan penting dalam mengajarkan anak-anak didiknya
untuk bisa menghafal Al-Quran.
Semoga bermanfaat dan menjadi amal kebajikan bagi penulis
dan para pembacanya. Amin!
Jakarta, Juni 2009
Prof. Dr. H. Achmad Satori Isma'il
Ketua Umum I KADI
xii Qurus Qifu TAena^afafAf-Quran
Cerita Sukses Ibu Fatimah 45
Kisah Ibu Maryam 46
Cerita Pak Amir (bukan nama sebenarnya) 47
Belajar dan Menghafal Al-Quran Sendiri, Mungkinkah? 51
Doa Qunut, Sunah atau Bid'ah? 55
Hadits yang Mendasari Qunut Shubuh 58
Pendapat yang Tidak Mendukung Qunut 59
Tidak Pernah Tuntas 61
Belajar Al-Quran: Bahasa Arab Bahasa Penghuni Sorga? 63
Bahasa Penghuni Sorga 67
Belajar Al-Qur'an dari CD 68
Basmalah, Ayat Fatihah atau Bukan? 69
Basmalah Dibaca Jahar 71
Menjaga Hafalan Agar Tidak Cepat Hilang 75
Umur 66 Tahun Bisa Hafal Qur'an? 81
Cara Tepat Mengajari Anak Hafal Al-Qur'an 85
Kiat Mengajar Anak Tahfizh dalam Target 89
Jangan Tergesa-gesa 91
Menghafal Surat Pendek 92
Buat Target 92
Tahfizh Untuk Anak Empat Tahun 95
Metode bagiAnak Usia 4 Tahun 97
Guru Lebih Disukai daripada Orangtua 99
xiv %rm Oitu ~Menjfiafetf Af- Quran
Menghafal Quran Susah Banget 101
Kiat Menghafal Surat-Surat Pendek 107
Urgensi Mempelajari Bahasa Arab 111
Orang Arab Belajar Sama Non-Arab 114
Bahasa Arab Itu Mudah 115
Ketika Orang Arab Salah Berbahasa Arab 116
Ourus Oitu 'MenjLfafAf-Quran
xvi %rus Oitu Tvfenc/fiafaf Af- Quran
"Dan apabila seorang penghafal Al-Qur'an
mendirikan shalat kemudian dia membacanya
siang dan malam hari; maka dia akan
selalu mengingatnya, dan apabila dia tidak
melakukannya maka dia akan melupakannya"
(H.R. Muslim).
Banyak ayat Al-Qur'an dan Hadits Nabi yang berisi anjuran
untuk membaca Al-Qur'an dan menghafalnya, juga
berisikan penjelasan tentang kedudukan agung yang hanya
diberikan kepada para penghafal Al-Qur'an dan senantiasa
mengamalkannya.
Oleh karenanya, para sahabat yang mulia dan para
Salafusshalih, dari satu generasi ke generasi berikutnya,
selalu berlomba-lomba dalam menghafal Al-Qur'an.
Mereka juga senantiasa memiliki kesungguhan yang tinggi
dalam mendidik anak-anak mereka agar menjadi penikmat
hidangan Al-Qur'an, baik dalam mempelajarinya maupun
menghafalkannya dengan hafalan yang baik dan tajwid yang
benar, termasuk mentadaburi kandungannya berupa janji
dan ancaman.
Imam Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullahu berkata: "Dahulu
para ulama Salaf memberikan wasiat untuk selalu baik dalam
mengamalkan Al-Qur'an, bukan hanya sekadar banyak dalam
membacanya, karena sesungguhnya pengamalan yang sedikit
tetapi baik itu lebih utama dari pengamalan yang banyak
tetapi tidak baik".
s?° Beberapa Tips Menghafal Al-Quran
Banyak sekali tips untuk menghafalkan Al-Qur'an yang telah
dituliskan oleh para ulama, di antaranya:
1. Ikhlas sebagai kunci ilmu dan pemahaman.
Jadikan maksud dan tujuan kita dalam menghafal sebagai
bentuk taqarrub kepada Allah SWT. Hadirkan pada diri
kita bahwa yang sedang kita baca adalah Kalamullah Azza
wa Jalla. Waspadalah, motivasi kita dalam menghafal
bukanlah untuk mendapatkan kedudukan di tengah-
tengah masyarakat atau untuk mendapatkan penghasilan
Oitu 'MenjLfafAf-Quran 3
dunia, upah, dan hadiah, melainkan karena Allah SWT
semata. Allah SWT tidak akan menerima amal kecuali
amal itu dikerjakan secara ikhlas untuk-Nya semata.
Menjauhi kemaksiatan dan perbuatan dosa.
Hati yang diselimuti oleh kemaksiatan dan disibukan
dengan serbuan syahwat dunia tidak akan mendapatkan
porsi cahaya Al-Qur'an. Kemaksiatan akan menjadi
penghalang dalam menghafal Al-Qur'an. Ibnu Mubarak
rahimahullah berkata :
Aku melihat dosa-dosa itu akan mematikan hati
Selalu melakukan dosa akan mewariskan kehinaan
Meninggalkan dosa merupakan hidupnya hati
Baik bagi dirimu bilamana meninggalkannya
Dikisahkan, suatu hari Imam Syafi'i rahimahullah yang
memiliki kecepatan dalam menghafal mengadu kepada
gurunya, Waki', karena mengalami kelambatan dalam
menghafal. Waki' lalu memberikan obat mujarab, yaitu
dengan nasihat agar dia meninggalkan perbuatan maksiat
dan mengosongkan hati dari setiap penghalang antara
dia dan Tuhan. Imam Syafi'i rahimahullah berkata:
Aku mengadu kepada (guruku) Waki' atas buruknya
hafalanku
Maka diapun memberiku nasihat agar aku meninggalkan
kemaksiatan
Dia memberitahuku bahwa ilmu itu adalah cahaya
Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang
yang selalu bermaksiat.
OurusOtfu "MmjfiafafAf-Clumn
Barangsiapa memiliki kesungguhan untuk menjauhi
kemaksiatan, maka Allah Azza wa Jalla akan membukakan
hatinya untuk mengingat-Nya, membimbingnya dalam
mentadaburi ayat-ayat kitab-Nya, memberikan kemudahan
dalam menghafal dan mempelajarinya.
3. Memanfaatkan masa kanak-kanak dan masa muda.
Anak kecil memiliki banyak waktu luang. Ahnaf bin
Qais meriwayatkan, dia pernah mendengar seseorang
berkata:
"Belajar waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu".
Maka Ahnaf pun berkomentar:
"Orang dewasa itu lebih pandai, akan tetapi hatinya lebih
sibuk".
Namun demikian, orang yang masa mudanya telah
berlalujangan sampaimerasatidak memiliki kesempatan
dan merasa lemah dalam menghafal. Sebabnya, bila
dia kosongkan hatinya dari segala kesibukan dan
kegundahan, maka dia akan mendapatkan kemudahan
dalam menghafal Al-Qur'an. Allah ta'ala berfirman :
"Dan Sesungguhnya Telah kami mudahkan Al-Quran
untuk pelajar an. Maka adakah orang yang mengambil
pelajaran?" (Q.S. Al-Qamar/54 -.17)
Ketika seseorang beranjak dewasa, penglihatannya akan
melemah. Tekadang dia tidakmampumembaca Al-Qur'an
dari mushaf. Saat dewasa itulah dia akan mendapatkan
yang telah dihafalnya. Simpanan hafalan dalam dadanya
itu akan dibaca dan dinikmat dalam tahajudnya. Jika dia
tidak mengingat sedikit pun yang telah dihafalnya, maka
betapa besar penyesalannya.
Oitu 'MenjLfafAf-Quran 5
Memanfaatkan waktu giat dan senggang.
Tidaklayakmenghafalwaktulelahdanmembosankan, atau
ketika pikiran sibuk dalam suatu perkara, karena semua itu
akan menghalangi konsentrasi dalam menghafal. Pilihlah
waktu giat dan keadaan pikiran sedang tenang. Alangkah
baik menghafal dilakukan setelah Shalat Fajar (Subuh)
karena lebih banyak manfaatnya, terlebih bagi orang yang
tidur malam lebih awal.
Menggunakan waktu-waktu giat sangat penting. Kita
harus mengetahui kapan diri kita bangkit untuk bekerja
dan kapan beristirahat.
Bila datang kesempatanmu, maka pergunakanlah ia
sebaik-baiknya
Karena akhir setiap yang bergerak adalah ketenangan
Jangan kamu lalai melakukan kebaikan saat ada
kesempatan
Karena kamu tidak tahu kapan ketenangan (kesempatan )
itu akan kembali
Di antara keindahan lantunan bait syair Imam Syafi'i
agar kita menggunakan kesempatan untuk bergegas
melakukan ketaatan adalah :
Bila orang-orang mulai terlelap tidur, aku pun menangis
Dan aku lantukan di antara bait syair yang terindah
Bukankah kerugian itu adalah malam-malam yang berlalu
Berlalu tanpa dilalui menuntut ilmu dan akan dihisab
umurku?
Jumsjifu "MmjfiafafAf-Clumn
5. Memilih tempat yang tepat.
Jauhitempat-tempatbisingdankeramaianagarkitadapat
berkonsentrasi. Sebaik-baik tempat untuk menghafal Al-
Qur'anul Karim adalah rumah-rumah Allah (masjid) agar
mendapatkan pahala berlipat ganda.
6. Motivasi diri dan tekad yang benar.
Keinginan yang kuat dan benar akan memberikan
pengaruh yang besar dalam menguatkan, memudahkan,
dan berkonsntrasi dalam menghafal. Orang yang
menghafal di bawah pengaruh tekanan kedua
orangtuanya atau gurunya, tanpa timbul motivasi dari
dalam dirinya, maka hal itu tidak akan berlangsung lama
dan pasti akan mengalami masa futur (lemah semangat)
yang berat.
Motivasi diri dan tekad yang benar akan bertambah
dengan adanya penyemangat yang berkesinambungan,
penjelasan tentang ganjaran dan kedudukan yang mulia
bagi para penghafal Al-Qur'anul Karim dan majelis Al-
Qur'an, serta adanya pengobaran semangat berlomba
dalam halaqah Qur'an, rumah, atau sekolah.
Tekad yang benar dengan sendirinya akan menghilangkan
bisikan-bisikan setan. Nafsu ammarah (jiwa penyuruh
keburukan) pun akan sirna. Imam Ibnu Rajab Al-Hambali
rahimahullah berkata:
"Barangsiapa memiliki tekad yang benar, maka setan
akan berputus asa darinya, dan bila mana seorang
hamba tidak teguh pendiriannya, maka setan akan selalu
mengganggunya dan menjanjikan angan-angan yang
terlalu jauh".
Oitu 'MenjLfafAf-Quran 7
Imam Ibnu Al-Jauzi rahimahullah bercerita tentang
dirinya:
"Aku pernah merasakan manisnya dalam menuntut ilmu,
aku pun menjumpai berbagai ujian yang menurutku lebih
manis daripada madu dikarenakan aku menginginkan
yang aku harapkan".
7. Memfungsikan semua indera.
Kemampuan satu orang dengan lainnya pasti
berbeda, apalagi dalam menghafal Al-Quran. Namun,
menggunakan semua pancaindera secara optimal akan
memberikan kemudahan untuk menyimpan hafalan
secara baik dalam ingatan.
Dalam proses menghafal Al-Quran ini, hendaknya kita
dapat menfungsikan indera penglihatan, pendengaran,
dan ucapan. Setiap indera kita memiliki jalan yang akan
menyampaikannya kepada otak. Apabila cara yang
dilakukan beraneka ragam, maka akan menghasilkan
hafalan yang kuat dan mantap.
Kita bisa memulainya dengan membaca ayat yang akan kita
hafal secara jahriyah (bersuara). Kita harus melihat dengan
teliti halaman yang kita baca, serta mengulang-ngulannya,
sampai halaman mushaf terekam dalam ingatan.
Hendaknya pendengaran kita gunakan dalam membaca
sehingga terasa nyaman, khususnya bila kita membacanya
dengan lagu yang indah.
Hindari cara-cara menghafal yang keliru, misalnya
melihat mushaf dengan tidak bersuara, mendengarkan
kaset Al-Qur'an tanpa melihat mushaf, atau merasa
cukup dengan suara bacaan yang pelan.
8
Jumsjifu "MmjfiafafAf-Clumn
8. Menggunakan satu cetakan mushaf.
Pilihlah cetakan Mushaf Huffazh, yaitu mushaf yang tiap
awal halamannya diawali ayat baru dan di halaman itu
pula berakhir ayat sesudahnya. Ini akan memberikan
pengaruh cukup besar kepada kita dalam memberikan
gambaran bentuk dan letak halaman dalam ingatan. Juga
kita akan kembali terfokus ketika melakukan murajaah
(mengulang hafalan).
Bila cetakan mushaf yang digunakan berubah-ubah,
maka akan memberikan gambaran yang berbeda
di dalam ingatan. Kita tidak akan dapat konsentrasi
sehingga membuyarkan hafalan yang ada.
Jangan lupa untuk menggunakan mushaf saku atau
mushaf yang dicetak per juz yang selaras dengan
cetakan mushaf yang digunakan selama ini. Jadikan
mushaf saku itu selalu bersama kita, di mana pun kita
berada. Dengan mushaf tersebut kita dapat segera
memanfaatkan waktu yang ada untuk hafalan baru
atau mengulang hafalan yang ada.
9. Bacaan yang baik dan benar.
Sebelum mulai menghafal, kita harus membenahi bacaan
terlebih dulu dengan merujuk kepada salah seorang guru
yang memiliki bacaan yang baik dan benar. Bisa juga
dengan mendengarkan potongan surat/ayat yang akan
kita hafal, dengan suara salah seorang qari dari dari MP3
atau sejenisnya.
Bacaan yang baik dan benar itu diperlukan agar kita tidak
jatuh kepada kesalahan dalam menghafal. Jika dalam
proses menghafal kita salah membaca, maka kita akan
mendapatkan kesulitan dalam memperbaikinya setelah
melekat dalam ingatan.
Oitu 'MenjLfafAf-Quran 9
Imam Munada rahimahullah berkata:
"Ketahuilah bahwa menghafal itu ada beberapa cara, di
antaranya adalah seseorang dapat membaca di hadapan
orang yang lebih baik hafalannya, karena orangyang
baik hafalannya lebih peka terhadap kesalahan orang
yang membaca di hadapannya dibandingkan si pembaca
tersebut terhadap kesalahannya sendiri saat membaca
hafalan".
Dengan demikian, kita hams berusaha untuk ikut talaqqi
Al-Qur'an secara musyafahah (berhadapan langsung)
dengan para penghafal Al-Qur'an atau para syaikh yang
baik bacaannya, agar nantinya kita akan terhindar dari
kesalahan dalam membaca.
Guru-guru Al-Quran tentu akan sangat memperhatikan
perbaikan bacaan ayat-ayat yang akan dihafal oleh
para muridnya. Mereka juga akan selalu membimbing
muridnya untuk memperbaiki kata-kata yang sering salah
baca, yaitu dengan menugasi mereka agar mengulang
hafalannya di hadapan kawan-kawan untuk menghindari
berbagai kesalahan pada saat menghafal.
10. Hafalan yang saling berikatan.
Jangan lupa, hafalan kita harus saling berikatan. Setiap
kali kita menghafal satu ayat dengan baik, hendaknya
kita mengulanginya dengan kembali membaca ayat
sebelumnya yang telah kita hafal, setelah itu barulah
pindah ke ayat-ayat berikutnya.
Usahakan, setelah kita menyelesaikan hafalan surat
tertentu, jangan dulu tidak beranjak ke surat lainnya,
sebelum kita yakin bahwa ayat-ayat yang telah kita
hafalkan sudah benar-benar melekat di memori kita.
10 OurusOitu Tvfem/Lfafftf-Qu
11. Memahami makna ayat yang dihafal.
Di antara hal yang dapat membantu mengikat ayat-ayat
yang dihafal dan memudahkan dalam proses menghafal
adalah sesekali merujuk kepada beberapa kitab tafsir
yang disusun secara ringkas. Hal itu agar kita dapat
memahami ayat-ayat tersebut, walaupun secara global.
Tentunya, hal itu hanya bisa dilakukan oleh mereka
yang sudah menguasai bahasa Arab dengan baik.
Tapi bagi mereka yang belum menguasainya, bisa
juga menggunakan Mushaf terjemahan. Pemahaman
makna ayat/surat akan banyak membantu kita dalam
menghafal.
12. Hafalan yang baik: jangan tergesa-gesa.
Ketika kita ingin memulai menghafal Al-Quran, usahakan
jangan tergesa-gesa ingin cepat hafal ayat atau surat
yang baru satu atau dua kali kita baca. Hafalan yang baik
akan didapatkan dengan cara membaca berulang kali
ayat-ayat yang akan kita hafal. Paling tidak, kita dapat
membacanya minimal tujuh kali. Setelah kita merasakan
ayat-ayat yang baru saja kita baca tadi telah melekat di
dalam memori kita, barulah kita boleh pindah ke ayat
berikutnya.
Banyak santri atau orang yang sedang menghafal Al-
Quran, setelah membaca dua sampai tiga kali ayat yang
akan dihafalnya, merasa sudah hafal. Setelah itu, ia pun
mencoba pindah ke ayat berikutnya karena ingin segera
menghafal ayat lain. Mungkin, hal itu terjadi karena
adanya persaingan, para santri pun berlomba, atau sang
guru membebaninya dengan hafalan dan target-target
yang memberatkan.
Ourus Oifu 'MenjdafafAf-duran 11
Hal demikian sebenarnya tidak dapat dibenarkan
dalam proses menghafal Al-Quran yang baik. Cara
menghafal demikian tidak akan membuahkan hasil
yang memuaskan. Menghafal sedikit-sedikit lebih baik
daripada banyak tetapi terputus. Menghafal dengan
tergesa-gesa akan mengakibatkan cepat lupa.
Terkadang yang menjadi penyebab fenomena tersebut
adalah merasa puas dengan dirinya dan terperdaya akan
hal itu --merasa cukup dengan membaca beberapa kali
ayat/surat yang akan dihafal.
13. Memiliki bacaan yang berkesinambungan.
Hendaknya kita segera membaca Al-Qur'an ketika
kesempatan itu datang. Sering membaca Al-Qur'an akan
mempermudah dan melekatkan hafalan dalam memori
kita. Bacaan yang banyak itu termasuk di antara metode
paling mendasar dalam mengulang-ngulang hafalan.
Ayat/surat yang banyak kita baca dan perdengarkan
kepada orang lain, akan dapat membantu kita dalam
menghafal dan kita tidak perlu lagi bersusah-payah
menghafalnya. Saat menghafal, ketika kita sampai
pada ayat-ayat yang sering dibaca itu, maka kita akan
melaluinya dengan mudah.
Kita ambil contoh, Surat yasin, Al-Waqi'ah, Al-Mulk,
dan ayat-ayat terakhir dalam surat Al-Furqan, terlebih
lagi surat-surat terdapat dalam Juz 'Amma dan ayat-
ayat terakhir dalam surat Al-Baqarah yang sering dibaca
banyak orang, akan lebih mudah kita hafal karena kita
sering membaca dan mendengarnya dari orang lain.
Dari sini akan terlihat perbedaan yang amat mencolok
antara orang yang memiliki wirid Al-Quran (tilawah
1 2 %rus %u TAenjfiafaf Af- Quran
harian) dengan yang tidak memilikinya. Bila kita terbiasa
membacaAI-Qur'ansetiaphari,secaraberkesinambungan
dan dengan target tertentu, kita akan dapat menghafal
Al-Quran dengan mudah. Kita akan sering dapati, ayat/
surat yang akan kita hafal seakan-akan sudah pernah kita
dihafal. Kita akan sulit menghafal jika kita jarang atau
sedikit membaca Al-Quran dan tidak memiliki target
tertentu setiap harinya.
Jangan lupa, membaca Al-Qur'an itu ibadah dan bentuk
taqarrub kepada Allah SWT. Setiap ayat yang kita baca
bernilai satu pahala yang dilipatgandakan menjadi
sepuluh kali lipat.
14. Kuatkan hafalan dalam shalat.
Banyak membaca surat-surat yang pernah kita hafal akan
dapat menguatkan dan melekatkan hafalan dalam memori,
khususnya dalam shalat. Oleh karenanya, hendaknya
kita selalu bersungguh-sunguh mengulang-ngulang
hafalan dengan membacanya di dalam shalat. Kita dapat
melakukan hal itu dalam shalat tahujud beberapa rakaat.
Rasulullah SAW sebagai qudwah, pemberi petunjuk
dan pemberi kabar gembira, telah mengajarkan cara
demikian. Cara itu juga pernah dilalui oleh orang-orang
shalih sehingga hafalan Al-Qur'an mereka kuat, tidak
mudah lupa. Rasulullah SAW bersabda :
"Dan apabila seorang penghafal Al-Qur'an mendirikan
shalat kemudian dia membacanya siang dan malam
hari; maka dia akan selalu mengingatnya, dan apabila
dia tidak melakukannya maka dia akan melupakannya"
(H.R. Muslim).
Jurus Jifu TrfenjLfafAf-Cluran 13
15. Menghafal sendiri sedikit manfaatnya.
Barangkali ada kebiasaan buruk pada diri kita, yaitu
suka menunda pekerjaan; mengatakan "nanti" setiap
kali terlintas pada diri kita untuk segera menghafal. Saat
kesibukan menghadang, kita pun menundanya. Lebih
buruk lagi, tekad kita akan cepat melemah.
Karenanya, hindari menghafal sendirian. Menghafallah
bersama-sama seorang kawan. Dengan begitu, kita pun
akan dapat membuat perencanaan dan satu sama lain
akan saling membantu, saling berlomba satu sama lain,
juga saling mengingatkan bila terjadi kesalahan dalam
membaca dan menghafal.
Beta pa banyak peserta halaqah tahfizh Al-Quran di masjid,
mushalla, di rumah, dan sebagainya telah menghafal
beberapa juz. Karena kesibukannya, mereka tidak dapat
menghadiri halaqah-halaqah tersebut. Mereka pun
mengiramampumenghafalsecaraindividudantidakbutuh
lagi hadir dalam halaqah. Celakanya, semangat mereka
terlihat melemah dan akhirnya berhenti menghafal.
Yang lebih parah lagi, terkadang mereka disibukkan
oleh urusan dan pekerjaan yang membuat mereka
meninggalkan murajaah hafalan yang lalu mereka hafal.
Demikianlah, hari demi hari berlalu dan mereka lupa
semua yang mereka pernah hafalkan. Mereka menyia-
nyiakan semua yang pernah mereka raih.
Menghafal sendiri, tanpa bimbingan seorang guru, juga
akan dihadapkan pada kesalahan saat mengucapkan
ayat-ayat Al-Qur'an. Memang, tanpa disadari, kesalahan
itu akan terus berlangsung dalam tempo yang lama.
Namun, ketika dia memperdengarkan hafalannya di
hadapan peserta lainnya atau di hadapan gurunya, maka
kesalahan tersebut akan nampak jelas.
Oleh karena itu, kita dapat memilih dan mengajak
beberapa teman, peserta halaqat tahfizh, atau saudara
14 OurusOitu 'MenjLfafAf-Qu
yang kita cintai karena Allah SWT, untuk sama-sama
menghafal Al-Qur'an. Kita bisa saling mengoreksi dan
melakukan murajaah hafalan.
16. Teliti dalam membaca ayat-ayat yang mirip.
Penting sekali memperhatikan ayat-ayat yang mirip pada
beberapa lafazh dan membadingkan letak kemiripannya.
Bagus sekali, jika sedang menghafal, kita menuliskan
ayat-ayat yang mirip, dengan harapan agar kita dapat
menghadirkan letak ayat yang mirip saat murajaah.
Kalau kita amati, sebagian peserta halaqat tahfizh tidak
memperhatikan letak ayat-ayat yang mirip. Mereka pun
mengalami kesalahan saat tasmi' (memperdengarkan)
hafalan. Kemiripan satu ayat dengan ayat lainnya akan
dapat mengganggu konsentrasi.
Tanpa kita sadari, bisa jadi mereka akan berpindah
ke surat berikutnya. Terkadang saat tasmi' kita akan
"nyasar" dan berpindah ke surat atau ayat lainnya karena
ada beberapa ayat yang mirip.
Oleh karena itu, kita harus lebih fokus pada ayat-ayat
yang mirip, mengamatinya, dan ada perhatian lebih
terhadapnya. Perhatikan ungkapan salah seorang
ulama:
"Sesungguhnya mengenal letak ayat yang mirip akan
memberikan kemudahan dalam menguatkan hafalan
seorang penghafal dan melatih peserta halaqat tahfizh. Ada
satu kelompok Qurra (para qari'/ahli qiraat) yang menulis
jenis ini dan mereka menjulukinya dengan sebutan Al-
Mutasyabih sebagai jawaban dari buruknya hafalan".
Mudah-mudahan, tips menghafal Al-Qur'an di atas dapat
membantu kita dalam menghafal Kalamullah. Amin! Allahu
a'lam bish-shawab.*
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 15
OurusOtfu "MmjfiafafAf-Clumn
Belajar & Menghafal
Al-Quran di Luar Negeri *°
(Setoran Hafalan Quran Online)
Kami tinggal di luar negeri, tapi tinggal di kota yang
alhamdulillah ada masyarakat Indonesianya juga.
Yang ingin saya tanyakan:
1. Bisakah saya belajar dan menghafal Al-Quran
melalui seorang guru, sedangkan lokasi tempat
tinggal saya bukan di Indonesia. Apakah
memungkinkan jika belajar dan setor hafalannya
secara online?
2. Bagaimana caranya agarsaat kita mengajarkan Al-
Quran pada anak-anak, mereka lebih termotivasi
untuk membaca Al-Quran, bukan hanya sekadar
kewajiban atau keharusan dari orangtuanya?
Sebelum orang lain, ayah atau ibu adalah
I guru terbaik untuk mendidik anak-anaknya,
| termasuk dalam hal mengajarkan bacaaan dan
I hafalan Al-Qur'an. Oleh sebab itu, kita harus
1 memulainya dari diri kita sebagai orangtua.
I Kalau anak-anak sering melihat kita berinteraksi
|| dengan Al-Qur'an, khususnya membaca dan
I menghafalnya, maka kita tidak akan banyak
P mengalami kesulitan dalam memotivasi minat
| sang buah hati untuk mencintai Al-Qur'an.
Subhanallah. Kalimat itulah yang saya ucapkan ketika
membaca isi pertanyaan Anda. Alhamdulillah, dengan karunia
dan rahmat-Nya, sejalan dengan kemajuan zaman, terutama
dalam hal teknologi internet yang begitu canggih, kini banyak
umat Islam yang sadar akan manfaat teknologi.
Teknologi itu ibarat sebuah pisau. Kalau dipegang oleh ibu
rumah tangga, maka sang ibu akan menggunakannya untuk
mengiris cabe, bawang, dan yang sejenisnya untuk meramu
bumbu masakan sehingga masakan pun nikmat saat disantap.
Namun, kalau pisau dipegang oleh seorang penjahat, maka
sang penjahat akan menggunakannya untuk kejahatan,
menodong, bahkan membunuh.
Demikian halnya dengan teknologi internet ini, banyak sekali
manfaatnya. Namun, internet juga banyak mudharatnya,
tergantung pada siapa yang menggunakannya dan untuk apa
digunakan. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang dapat
memafaatkan teknologi internet ini secara baik sehingga
waktu yang kita habiskan dalam nge-net bernilai ibadah.
Berkat teknologi internet ini pula, tidak ada halangan bagi
Anda atau siapa saja yang ingin belajar membaca atau
menghafal Al-Qur'an, khususnya secara online.
ay Setoran Hafalan Al-Quran Online
Alhamdulillah, sebenarnya kami sudah memulai pengajaran
Al-Qur'an secara online, baik untuk belajar membaca maupun
setoran hafalan. Ada beberapa teman lama dan teman hasil
silaturrahim via chatingan yang sudah memulainya.
Untuk bisa belajar Al-Qur'an secara online, kami akan
sediakan waktu khusus, terutama malam hari. Selain tidak
banyak aktivitas yang menyita tenaga, malam hari juga
biasanya adalah waktu santai bagi mereka yang seharian
penuh beraktivitas di siang hari.
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 19
Tapi ketika setoran hafalan nanti, pastikan, Anda tidak
melihat mushaf Al-Qur'an. Kalau Anda belajar tahsin tilawah
(memperbaiki bacaan), tentu Anda harus melihat mushaf,
tidak boleh tidak.
Bagi Anda yang ingin belajar Al-Qur'an secara online dan
sudah terdaftar di Yahoo Messanger, Anda bisa meng-add e-
mail: ibnu_hekh@yahoo.com. Kalaupun pada akhirnya nanti
banyak saudara-saudara kita yang berminat dalam program
ini, maka tidak sedikit kawan-kawan kami, para penghafal Al-
Qur'an, yang tergabung dalam Komunitas Penghafal Al-Qur'an
(Muntada Ahlil Qur'an /The Quranic Community Forum) yang
siap membimbing kaum Muslimin, baik di dalam maupun di
luar negeri, sesuai dengan kesiapan waktu mereka.
Memotivasi Anak Menghafal Al-Quran
Sebelum menikah, tentunya kita sudah memiliki visi ke depan
untuk membentuk keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah,
juga mempersiapkan generasi Qur'ani, yakni generasi pecinta
Al-Qur'an.
Setelah kita menikah, tentunya setiap kita berharap kepada
Allah SWT agar mendapatkan keturunan yang shalih yang
selalu mendoakan kedua orangtuanya, baikyang masih hidup
maupun yang telah dipanggil Allah SWT.
Sebelum orang lain, ayah atau ibu adalah guru terbaik untuk
mendidik anak-anaknya, termasuk dalam hal mengajarkan
bacaaan dan hafalan Al-Qur'an. Oleh sebab itu, kita harus
memulainya dari diri kita sebagai orangtua. Kalau anak-anak
sering melihat kita berinteraksi dengan Al-Qur'an, khususnya
membaca dan menghafalnya, maka kita tidak akan banyak
mengalami kesulitan dalam memotivasi minat sang buah hati
untuk mencintai Al-Qur'an.
20 Oma Oifu TAenyUfal Af-Qu
Selain itu, kita juga hams menfasilitasi mereka dengan
berbagai macam sarana dan alat peraga yang berkaitan
dengan pembelajar tahfizh Al-Qur'an, seperti kaset-kaset
pengajian, VCD/DVD player, MP3/MP4, atau apa saja yang
dapat menumbuhkan rasa cinta dan minat mereka dalam
dalam menghafal Al-Qur'an.
Namun, kita pun harus berusaha agar tidak ada kesan
memaksa anak-anak kita untuk menghafal. Biarkan kemauan
itu nanti yang akan muncul sendiri dari diri mereka. Kalau
perlu, berikan mereka reward yang pantas, sebagai motivasi
dan perangsang ketika mereka mencapai target tertentu.
Demikian, semoga jawaban singkat di atas dapat menjadi
masukan dan pencerahan kepada Anda dan kita semua,
para pecinta Al-Qur'an. Akhirnya, setelah kita berusaha
dan berdoa kepada Allah SWT, maka hanya kepada-Nya kita
bertawakal. Wallahul Musta'an.*
Ourus Oifu 'MenjdafafAf-duran 21
OurusOtfu "MmjfiafafAf-Clumn
TaUizkQ ura 11
untuk Anak
Usia6-8Ta llll 11
SO
Bagaimana cara atau metode menghafal Al-Qur'an
yangsesuai untuk anak-anak usia 6-8 tahun?
3
Kalau kita membaca kitab-kitab klasik
berbahasa Arab, banyak riwayat yang bercerita
tentang para ulamayang berhasil menghafal
Al-Quran pada usia sebelum mencapai sepuluh
tahun. Imam Syafi'i rahimahullahu misalnya.
Peletak Madzhab Asy-Sayfi'iyyah ini berhasil
menghafal Al-Quran 30 juz pada usia tujuh
tahun. Imam Suyuthi, penyusun beberapa
kitab, di antaranya Tafsir Jalalain dan TafsirAl-
Durrul Mantsur, hafal Al-Quran 30 juz pada
saat usianya belum genap delapan tahun.
Semoga Allah SWT memudahkan kita dalam mendidik anak-
anak kita untuk bisa menghafal Al-Quran mulai dari usia dini.
Dalam menanamkan akidah, ilmu pengetahuan agama,
dan tentunya pengajaran Al-Quran, hendaknya kita mulia
mengajarkan anak-anak kita sejak mereka masih berusia
dini.
Pendidikan anak usia dini sangat berpengaruh terhadap
perkembangan otak dan memori mereka yang masih polos.
Mereka bagaikan kaset kosong yang siap diisi oleh apa saja.
Apa pun yang didengar sang anak, pasti akan terekam dalam
memorinya.
Oleh karena itu, seoptimal mungkin kita perdengarkan
kepada buah hati kita bacaan Al-Quran, baik kita langsung
yang membacanya atau dengan menggunakan kaset atau
semacamnya. Cara itu pula yang pernah dilakukan oleh para
sahabat radhiyallahu 'anhum ajma'in dan telah menjadi tradisi
dalam mengajarkan Al-Quran kepada anak-anak mereka.
Para sahabat radhiyallahu 'anhum ajma'in memiliki perhatian
sangat tinggi dalam mengajarkan Al-Quran kepada anak-anak
mereka. Demikian pula para tabi'in dan orang yang mengikuti
mereka dengan baik sampai kiamat kelak.
Kalau kita membaca kitab-kitab klasik berbahasa Arab, banyak
riwayat yang bercerita tentang para ulama yang berhasil
menghafal Al-Quran pada usia sebelum mencapai sepuluh
tahun. Imam Syafi'i rahimahullahu misalnya. Peletak Madzhab
Asy-Sayfi'iyyah ini berhasil menghafal Al-Quran 30 juz pada
usia tujuh tahun. Imam Suyuthi, penyusun beberapa kitab, di
antaranya Tafsir Jalalain dan Tafsir Al-Durrul Mantsur, hafal Al-
Quran 30 juz pada saat usianya belum genap delapan tahun.
Ada beberapa metode atau cara yang bisa diterapkan dalam
mengajari anak usia 6 -8 tahunan dalam hal hafalan Al-
Quran.
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 25
Pertama, harus kita pahami, anak-anak seusia ini lebih
suka mendapatkan pujian, reward, hadiah, iming-iming,
atau apalah namanya. Yang jelas, mereka sangat menyukai
hadiah atau memperoleh sesuatu bila selesai mengerjakan
tugas. Ini akan jauh lebih baik bila dibandingkan dengan
pendekatan ancaman atau pukulan bila si anak tidak mau
atau tidak mencapai target tertentu dalam menghafal Al-
Quran. Berikan mereka hadiah apa saja --tidak harus yang
harganya mahal. Yang penting, bentuk perhatian dari
seorangguru atau orangtuanya.
Baik sekali kalau hadiah yang diberikan kepada sang
anak itu berkaitan erat dengan program tahfizh Al-
Quran, walaupun harganya agak mahal, seperti Al-Quran
digital, MP4, atau HP yang berisikan tilawah Al-Quran 30
juz. Tentunya itu akan membuat anak lebih bersemangat
dalam belajar dan menghafal Al-Quran.
Kedua, selalu memuji dan menyanjung sang anak atas
keberhasilannya dalam menyelesaikan tugas atau telah
mencapai target tertentu dalam menghafal Al-Quran.
Jangan sampai kita berlaku tidak adil terhadap anak.
Jangan sampai terjadi, ketika dia melakukan kesalahan
atau tidak mencapai target, kita selalu menyalahkannya
dan membuat dia berputus asa dan akhirnya
mengakibatkan sang anaktidak mau lagi menghafal. Jadi,
harus lebih diperhatikan bagaimana sang anak tersebut
selalu senang dalam proses menghafal.
Ketiga, yang juga tidak kalah pentingnya adalah
menciptakan suasana belajar atau menghafal yang
menyenangkan dan senyaman mungkin. Hal itu agar
anak akan merasakan mudah dan nikmatnya menghafal
Al-Quran. Jangan sekali-kali ada kesan memaksa dan
menekan anak untuk menghafal Al-Quran. Bila hal
pemaksaan atau penekanan itu dilakukan, maka bukan
OurusOtfu TAencjfiafafflf-Qumn
saja anak tidak mau menghafal, tapi juga bisa jadi dia
nanti akan benci dan trauma saat disuruh menghafal.
Keempat, usahakan sebelum mulai menghafal, guru
atau orangtua yang mengajarkannya bercerita secara
ringkas tentang isi ayat atau surat yang akan dihafal.
Dengan cara demikian, dia akan menjadi lebih tertarik
dan termotivasi untuk menghafal. Dia ingin sekali
menghafal ayat atau surat yang bercerita tentang kisah-
kisah tertentu di dalam Al-Quran.
Kelima, mungkin ini juga tidak kalah pentingnya untuk
merangsang anak dalam menghafal Al-Quran, yakni
buatlah gambar-gambar yang berkaitan erat dengan
ayat atau surat yang akan dihafal agar mereka dapat
membayangkan kejadian atau peristiwa apa saja yang
terjadi.
Keenam, memilih guru yang kompeten -memiliki
kapasitas cukup. Idealnya guru tersebut sudah hafal 30
juz. Itu pula yang pernah dilakukan oleh Khalifah Harun
Al-Rasyid. Dia memanggil seorang guru yang alim, saleh,
hafal Al-Quran, dan banyak menghafal hadits dan disiplin
ilmu lainnya, untuk mengajari anaknya.
Seorang guru harus berpenampilan menarik dan
menyenangkan. Guru tidak saja dituntut untuk memiliki
kamampuan hafal dan membaca Al-Quran dengan baik,
motivasi yang tinggi, dan akrab dengan anak-anak, tetapi
juga harus memenuhi kriteria tambahan lain, seperti kreatif,
inovatif, dan mau duduk dan bermain bersama anak-anak.
Semoga penjelasan singkat di atas dapat memberikan
pencerahan kepada kita sebagai orangtua atau sebagai guru
sehingga harapan mulia agar anak-anak kita dapat menghafal
Al-Quran bisa terwujud. Amin ya Rabbal 'alamin. Wallahu
a'lam bish-shawab.*
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 27
OurusOtfu "MmjfiafafAf-Clumn
Khusiju Saat
Tilawali Al-Q uran
d it
Bagaimana cam efektif agar ketika tilawah (membaca
Usahakan, saat kita membaca ayat-ayat Al- |
Quran, sadari bahwa ayat-ayat itu hanya I
ditujukan kepada kita. Ketika kita melalui ayat- j
ayat rahmat dan kenikmatan, maka kita berdoa
kepada Allah SWT agar mendapatkannya.
Apabila kita membaca aya-ayat adzab dan
keburukan, maka kita berdoa kepada Allah
SWT agar kita dihindarkan darinya. Sebaliknya g
apabila kita membaca ayat-ayat yang berisi
rahmat dan kenikmatan maka kitajuga berdoa
agar kita selalu mendapatkannya.
Cinta kepada Al-Quran adalah kunci utama untuk dapat
tadabur Al-Quran. Cinta itu masalah hati dan hati adalah
"perangkat" untuk bisa memahami Al-Quran.
Hati kita ada dalam genggaman Allah SWT. Hanya Dia Yang
Mahamampu membolak-balikan hati kita. Karenanya, kita
sebagai hamba-Nya, sangat membutuhkan hidayah dan
bimbingan-Nya agar hati kita senantiasa terbuka untuk bisa
"menyantap" nikmatnya "hidangan Al-Quran".
Kita juga harus menyadari, untuk apa kita membaca Al-
Quran? Oleh karenanya, saat membaca Al-Quran, usahakan
hati kita ini hadir saat membacanya. Namun bagaimana kita
dapat khusyu' dan dapat mentadaburi Kalamullah ini? Mari
kita meperhatikan kalimat berikut:
"Bacalah Al-Quran, seakan-akan dia diturunkan kepadamu."
Ungkapan ini bukan hadits Rasulullah SAW, juga bukan
Firman Allah SWT. Ini hanyalah sebuah ungkapan manusia
biasa seperti kita juga. Satu ungkapan yang keluar dari mulut
seorang ayah kepada anaknya. Ungkapan yang mampu
memberikan kesan mendalam di hati sang anak tercinta.
Saat tilawah atau membaca Al-Quran, kita harus berusaha
merasakan bahwa diri kita sedang diajak berbicara oleh Allah
SWT melalui ayat-ayat-Nya yang tertulis di dalam mushaf.
Usahakan,saatkita membaca ayat-ayat Al-Quran, sadari bahwa
ayat-ayat itu hanya ditujukan kepada kita. Ketika kita melalui
ayat-ayat rahmat dan kenikmatan, maka kita berdoa kepada
Allah SWT agar mendapatkannya. Apabila kita membaca aya-
ayat adzab dan keburukan, maka kita berdoa kepada Allah
SWT agar kita dihindarkan darinya. Sebaliknya apabila kita
membaca ayat-ayat yang berisi rahmat dan kenikmatan maka
kita juga berdoa agar kita selalu mendapatkannya.
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 31
Membaca Al-Quran dengan penuh khusyu dan tadabbur
sangat dianjurkan oleh Allah SWT. Bahkan, orang yang tidak
mentadaburi Al-Quran disebut sebagai orang yang tertutup
(terkunci) hatinya.
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran
ataukah hati mereka terkunci?" (Q.S. Muhammad/ 48:24).
Tadabbur adalah memikirkan dan memperhatikan ayat-ayat
Al-Quran dengan tujuan agar kita dapat memahami makna,
hikmah-hikmah, dan maksud yang terkandung di dalamnya.
Menurut salah seorang ulama, tadabbur juga memiliki arti
mengamalkan karena amal adalah buah dari tadabbur itu
sendiri.
AM bin Abu Thalib r.a. berkata:
"Wahai pembawa risalah Al-Quran, wahai pembawa ilmu,
beramallah kalian, karena yang disebut orang berilmu adalah
orang yang mengamalkan ilmunya".
Al-Hasan Al-Bashri berkata:
"Tidak dikatakan mentadabburi ayat-ayat-Nya kecuali
dengan mengikutinya (untuk diamalkan)".
Selain meperhatikan adab-adab dalam membaca Al-Quran
dan penjelasan di atas, juga ada beberapa hal yang harus
diperhatikan agar hati kita "hadir" saat membaca Al-Quran;
agar kita khusyu saat "menyantap" ni'matnya "hidangan Al-
Quran".
Pertama, lakukan bacaan yang baik dan benar. Jika kita
mampu membaca Al-Quran dengan baik dan benar,
maka beruntunglah kita, karena yang demikian itu akan
dapat membantu kita khusyu saat tilawah.
Kedua, memahami ayat yang kita baca. Di antara yang dapat
membantu untuk bisa khusyu adalah memahami ayat yang
kita baca. Bagi yang menguasai bahasa Arab, untuk bisa
3 2 %rus %u TAenjfiafaf Af- Quran
paham ayat yang kita baca, kita bisa merujuk kepada kitab-
kitab tafsir, terutama yang disusun secara ringkas agar kita
dapat paham -walaupun hanya secara global.
Bagi kita yang belum menguasai bahasa Arab, ada
banyak cara untuk bisa paham isi atau kandungam ayat-
ayat yang kita baca, di antaranya dengan menggunakan
Mushaf terjemahan.
Ketiga, mengulang-ulang ayat yang sedang dibaca, baik
ayat-ayat adzab maupun ayat-ayat nikmat. Usahakan
memahami makna ayat yang dibaca. Kalau belum
mamahami bahasa Arab dengan baik, bisa dengan melihat
terjemahan Al-Quran. Dengan cara demikian, setiap kali
kita membaca ayat Al-Quran, kita bisa langsung dapat
memahaminya. Ketika kita memahami ayat yang kita
baca, maka ini akan menambahkan kekhusyu'an kita.
Secara pribadi, saya tidak ingin atau tidak pernah
menganjurkan siapa pun untuk belajar menerjemahkan Al-
Quran. Justru saya menganjurkan murid dan teman-teman
saya, agar serius dan bersungguh-sungguh belajar Arab,
baik secara intensif maupun non-intensif. Yang penting,
belajar secara rutin, terus-menerus.
Ketika kita sudah mampu berbahasa Arab dengan baik, selain
bisa memahami Al-Quran, kita juga bisa membaca kitab-
kitab hadits dan literaratur Islam lainnya yang berbahasa
Arab yang sampai saat ini menjadi rujukan para ulama di
seluruh dunia.
Kalau kita belajar menterjemahkan Al-Quran tanpa memiliki
bekal bahasa Arab yang cukup, saya khawatir akan banyak
jatuh dalam kesalahan saat memahami isi Al-Quran.
Keempat, membaca Al-Qurandengantartil,yaitumembacanya
tidak terburu-buru. Yang dituntut dalam membaca Al-Quran
bukan saja banyaknya ayat yang kita baca, akan tetapi juga
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 33
kualitas pemahaman terhadap Al-Quran. Dengan membaca
Al-Quran secara tartil, maka kita akan mempu membacanya
dengan khusyu' dan akan dapat membantu kita dalam
memahami ayat yang kita baca.
Kelima, usahakan membacanya dengan suara yang jahar
(keras), tapi tidak membuat orang di sekeliling kita merasa
terganggu. Selain menambah kekhusyu'an saat menjaharkan
tilawah Al-Quran, orang yang mendengarkan juga akan ikut
mendapatkan pahala mendengar bacaan Al-Quran. Tentunya,
kita harus melepaskan diri kita dari sifat riya' dan sum'ah
(ingin dilihat dan didengar orang) saat membaca Al-Quran.
Jika kita dapat melaksanakan hal-hal di atas, insya Allah, kita
akan dapat membaca Al-Quran dengan penuh khusyu' dan
tadabbur. Bacaan Al-Quran kita akan mampu menyentuh
dan menggetarkan hati kita sendiri dan hati orang yang
mendengarnya. Wallahu a'lam bish-shawab.*
34 Jurus %u TAenjfiafaf ftf-Qu
Kalau Anda sudah menghafalnya, usahakan
selalu dibaca ulang. Usahakan mushafAl-
Qur'an selalu ada di sisiAnda. Sekali lagi,
perbanyak pula mendengarkan bacan Al-
Qur'an dari kaset dan sejenisnya.
Kita sangat bersyukur, banyak kaum Muslim yang memiliki
keinginan kuat untukaktif dalam kegiatan menghafal Al-Qur'an.
Akan tetapi, bagaimana apabila di antara mereka memiliki
bacaan yang kurang baik atau tajwidnya masih berantakan?
Atau cara pengucapan lafazh Al-Qur'an yang kurang fasih?
Kita harus bersyukur bisa tinggal di lingkungan di mana
banyak ayat Al-Qur'an sering terdengar. Karenanya, kalau
ada keinginan untuk menghafal, maka kita tidak akan banyak
mengalami kesulitan. Mengapa demikian? Kalau telinga kita
terbiasa mendengar lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an, maka
kita akan mudah menghafal Kitabullah ini.
Memang, idealnya sebelum mulai menghafal Al-Qur'an,
hendaknya kita memperbaiki bacaan kita terlebih dahulu.
Bagaimana caranya? Mudah saja, coba Anda mendaftar
ke sebuah Lembaga Pendidikan Islam yang salah satu
programnya adalah tahsin tilawah (memperbaiki bacaan)
dan tahfizh (menghafal) Al-Qur'an.
Anda juga dapat membenahi bacaan Al-Qur'an dengan
merujuk kepada salah seorang guru yang memiliki kapasitas
memadai. Anda pun dapat mendengarkan surat/ayat yang
akan dihafalkan dengan menyimak suara qari dari tape
recorder, MP3, MP4, VCD player, dan sebagainya.
Dengan demikian, Anda akan terhindar dari kesalahan dalam
membaca dan menghafal. Ketika Anda menghafal suatu kata
atau ayat dalam Al-Qur'an secara tidak benar, maka Anda
akan sulit memperbaikinya setelah hafalan itu sudah melekat
dalam ingatan.
Menghafal Al-Qur'an tidak harus dimulai dari juz 'Amma. Tapi
kalau menurut Anda itu lebih mudah, silakan lakukan. Lagi
pula memang, kebanyakan penghafal Al-Qur'an memulainya
dari itu. Pasalnya, surat-surat dan ayat-ayat dalam juz terakhir
Al-Quran tersebut pendek-pendek.
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 37
Sejauh ini, setahu saya, banyak lembaga tahfizh Al-Qur'an
mengajarkan para santrinya untuk mulai menghafal dari Juz
Amma (Juz 30), Juz Tabarak (Juz 29), Juz Qad Sami'Allah (Juz
28), dan juz Adz-Dzariyat (Juz 27). Setelah itu baru pindah
ke juz satu dan seterusnya. Kalau Anda ingin cepat hafal,
tentunya banyak caranya. Baca sesering mungkin ayat yang
akan Anda , hafal minimal tujuh kali.
Kalau Anda sudah menghafalnya, usahakan selalu dibaca
ulang. Usahakan mushaf Al-Qur'an selalu ada di sisi Anda.
Sekali lagi, perbanyak pula mendengarkan bacan Al-Qur'an
dari kaset dan sejenisnya.
Berapa lama orang biasanya dapat menghafal Al-Qur'an?
Jawabannya, sebenarnya sangat relatif. Ada yang mampu
mengahafal cepat 30 juz dalam tempo 1 bulan, 3 bulan, atau
6 bulan. Ada juga yang 1 tahun, 2 tahun, atau 5 tahun, atau
mungkin lebih dari itu, tergantung pada tingkat kecerdasan
dan porsi waktu yang disisihkan.
Tapi menurut hemat saya, baiknya jangan terburu-buru. Yang
penting bisa menghafal 30 juz. Misalkan, dalam waktu 3-5
tahun, tapi kualitas bacaan dan hafalannya "jaminan mutu".
Syukur kalau sampai paham isi Al-Qur'an selama 5 tahun
tersebut.
Semoga penjelasan di atas dapat membantu dan memotivasi
Anda dan siapa pun yang berazam kuat untuk menghafal Al-
Qur'an. Semoga pula kita dimudahkan oleh Allah SWT dalam
memelihara kitab suci-Nya. Amin! Wallahul Musta'an.*
38 Jurus %u TAenjfiafaf ftf-Qu
ca Belajar Hifzkul Quran R>
Ustadz yang dirahmati Allah Swt, bagaimana caranya
mendatangkan guru-guru dari lembaga Muntada untuk
mengajar hifzhul Quran? Berapa infak yang di tentukan?
Berapa hari/sepekan waktu yang disediakan?
Jazakumullah khoyran.
39
"Dan apabila seorang penghafal Al-Qur'an
mendirikan shalat kemudian dia membacanya
siang dan malam hari; maka dia akan
selalu mengingatnya, dan apabila dia tidak
melakukannya maka dia akan melupakannya"
(H.R. Muslim).
Alhamdulillah, kesadaran umat Islam untuk kembali kepada
Al-Quran, terutama dalam hal membaca dan menghafalnya,
sangat terasa. Fenomena ini terlihat dengan banyaknya
umat Islam yang ramai-ramai mengaji Al-Qur'an, bukan saja
di mushalla-mushalla dan masjid-masjid, namun juga di
perumahan-perumahan, gedung perkantoran, kampus, dan
sebagainya.
Sebagian orang, di tengah berbagai kesibukannya, masih
dapat meluangkan waktu untuk mengaji Al-Qur'an. Ada
yang dengan datang langsung ke sebuah lembaga yang
berkonsentrasi dalam pembinaan ngaji Quran, juga tidak
sedikit yang mendatangkan guru ngaji ke rumahnya atau ke
tempat dia bekerja.
Tentunya, bagi lembaga atau orang yang berpendapatan
lebih, tidak terlalu sulit dalam mendatangkan seorang
guru ngaji ke rumah atau ke lembaga. Namun, bagi yang
penghasilannya pas-pas-san, jangankan untuk memanggil
guru yang bayarannya tidak murah, untuk makan sehari-hari
aja bukan main sulitnya.
Mendatangkan guru dari Muntada sangat mudah. Anda bisa
menghubungi bagian kesekretariatan Muntada Ahlil Qur'an
di nomor telepon (021) 70587271. Insya Allah, kami siapkan
tenaga pengajar yang sesuai dengan kebutuhan Anda dan
kesiapan gurunya sendiri.
Mengenai besaran infaq, sebenarnya sangat relatif dan
berkaitan erat dengan pengembang Lembaga Komunitas
Penghafal Al-Qur'an ini. Kami ingin sekali memajukan dan
mengembangkan suatu komunitas ini. Di Muntada Ahlil
Qur'an kami ingin memberikan kafalah (santunan) yang lebih
dari cukup bagi para guru dan orang-orang yang terlibat
dalam pengelolaan lembaga ini, sehingga mereka dapat lebih
konsentrasi dan serius, tanpa mengurangi keikhlasan dalam
berkhidmat untuk umat ini.
Muntada Ahlil Qur'an berkantor di dua ruang ruko yang kami
sewa. Bangunannya sangat sederhana dengan fasilitas sangat
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 41
terbatas pula, di bilangan Jin. Raya Jatiwaringin Pondok Gede
Bekasi. Namun, kondisi fisik kantor itu tidak melunturkan
semangat kami untuk terus beraktivitas. Insya Allah, kami
akan menyelenggarkan:
Pertama, pelatihan bagi para guru atau penghafal Al-
Qur'an agar mereka siap diterjunkan menjadi pembawa
risalah Al-Qur'an, khususnya dalam pengajaran baca-
tulis Al-Qu'ran dan menghafal Al-Qur'an. Syukur kalau
sampai pada tingkatan pemahaman dan pengamalan.
Kedua, siapa saja yang ingin mempelajari Al-Qur'an, baik
membacanya maupun mengahafalnya, laki-laki ataupun
wanita, tua ataupun muda, memiliki kesempatan yang
sama untuk bisa menyibukkan diri dengan Al-Qur'an.
Bagi orang sibuk tetapi memiliki keinginan kuat belajar
tahfizhul Qur'an, paling tidak untuk tatap muka atau
pertemuan dengan seorang guru minimal 2 kali dalam
satu pekan. Selebihnya, di luar pertemuan tersebut, sang
murid harus melazimkan dirinya untuk selalu membaca dan
menghafal secara mandiri. Yang dimaksud dengan membaca
dan menghafal mandiri adalah seorang murid dapat membaca
secara baik, juga menghafal ayat-ayat atau surat yang akan
disetorkan di hadapan guru pembimbing.
Pengelolaan lembaga Muntada Ahlil Qur'an membutuhkan
biaya tidak sedikit. Oleh karenanya, kami mengajak Anda
dan kaum Muslimin umumnya, untuk dapat mendukung
keberlangsungan lembaga ini, baikmereka yangmendapatkan
pengajaran langsung dari Muntada Ahlil Qur'an maupun
tidak.
Dana itu pun kami butuhkan antara lain guna membiayai guru
yang akan kami kirim untuk mengajar sekumpulan orang
yang ingin belajar Al-Qur'an dari kalangan tidak mampu.
Hanya kepada Allah jualah kita bertawakal dan Dia adalah
sebaik-baik pemberi balasan. Wallahul Musta'an.*
42 Omu Oitu "MenijLfai Af-Qu
Sosok Penghaf al
yang Supersibuk?
so
Mudah-mudahan Allah memudahkan urusan Antum.
Ada satu hal yang ingin saya tanyakan. Banyak sekali
buku tentang tips menghafal Al-Quran dan sejenisnya.
Namun, di antara yang sudah tersebar, saya belum
menemukan sosok penghafal yang baru sadar untuk
mulai menghafal Al-Quran ketika usianya sudah tidak
muda lagi. Bukan hanya usia, namun aktivitas yang
begitu padat ditambah urusan keluarga yang menyita
waktu dan tenaga.
Yang ada hanya sosok-sosok hafidz yang berhasil
menghafal ketika dipesantren dan lembaga sejenisnya,
serta ketika usia mereka masih fresh-fresh-nya dan
tentu saja belum berkeluarga.
Bagi kami, wajar jika mereka bisa menghafal Al-
Quran. Kami sangat sulit menduplikasikan kesukesan
mereka karena kondisi yang jauh berbeda. Bukankah
untuk meraih kesuksesan harus mengikuti langkah
orang-orang yang sudah sukses lebih awal?
Untuk itu, kami mohon informasi mengenai orang-
orang yang sibuk, sudah berkeluarga, tapi diberikan
kesempatan menghafal Al-Quran. Terima kasih.
Saat ini, umur sang ibu 56 tahun. Sejak sekitar lima
tahun lalu, ia mulai mempelajari tahsin tilawah
dengan bimbingan seorangguru tahfizh Al-Qur'an.
Setelah mendapatkan "lampu hijau" dari sang
pembimbing, mulailah dia menghafal Al-Qur'an.
Sebagai seorang ibu rumah tangga, tentunya ibu
Fatimah disibukkan oleh pekerjaan rumah yang rutin,
setiap hari. Namun, atas izin Allah SWT, setelah
lima tahun, akhirnya ia berhasil mengkhatamkan
hafalan Al-Qur'an seluruhnya, 30juz. Tentuhalini
tidak mudah dilakukan oleh orang-orangyang tidak
t memiliki tekad kuat. M
Subhanallah, saya doakan semoga Allah SWT memudahkan
segala urusan Anda, terutama tekad Anda yang mulai tumbuh
dalam menggapai cita-cita seperti para "senoir" yang telah
hafal Al-Qur'an.
Saya ingin mengajak Anda untuk bersama-sama merenungi
Firman Allah SWT dalam surat Al-Qamar, surat ke-54 ayat 17,
22, 32, dan 40.
"Sungguh telah kami mudahkan Al-Qur'an itu untuk diingat,
maka apakah ada orang yang mengambil pelajaran?"
Disinisecarajelas Allah SWTmenjamin, belajardanmenghafal
Al-Qur'an itu sangat mudah. Ayat ini berulang sampai empat
kali sebagai penegasan dari Allah SWT, bahwa Al-Qur'an
mudah dipelajari, dipahami, dihafal, dan diamalkan.
Memang, selama ini kebanyakan yang berhasil hafal Al-Qur'an
30 juz melakukan aktifitas menghafalnya di pesantren Tahfizh
Al-Qur'an, umur masih muda, dan tidak disibukkan dengan
urusan keluarga. Singkat kata, mereka berkonsentrasi penuh
di sebuah tempat khusus menghafal Al-Qur'an. Namun,
banyak juga saudara-saudara kita yang tergolong sibuk dan
"berumur" mampu menghafal Al-Qur'an 30 juz.
rb» Cerita Sukses Ibu Fatimah
Sebut saja Fatimah (bukan nama sebenarnya), seorang ibu
rumah tangga, tinggal di wilayah Condet Bale Kambang Jakarta
Timur. Sejak lama ia sadar akan mulianya menghafal Al-Qur'an.
la pun mulai belajar tahsin tilawah (memperbaiki bacaan Al-
Qur'an) di sebuah lembaga Al-Quran (pulang pergi, tidak
mondok, dan kegiatan belajar-mengajarnya tidak setiap hari).
Saat ini, umur sang ibu 56 tahun. Sejak sekitar lima tahun
lalu, ia mulai mempelajari tahsin tilawah dengan bimbingan
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 45
seorang guru tahfizh Al-Qur'an. Setelah mendapatkan
"lampu hijau" dari sang pembimbing, mulailah dia
menghafal Al-Qur'an.
Sebagai seorang ibu rumah tangga, tentunya ibu Fatimah
disibukkan oleh pekerjaan rumah yang rutin, setiap hari.
Namun, atas izin Allah SWT, setelah lima tahun, akhirnya ia
berhasil mengkhatamkan hafalan Al-Qur'an seluruhnya, 30
juz. Tentu hal ini tidak mudah dilakukan oleh orang-orang
yang tidak memiliki tekad kuat.
Kisah Ibu Maryam
Ibu Maryam Ramayani, ibu rumah tangga asal Sumatra Barat,
menyelesaikan hafalan Al-Quran 30 juz sekitar tiga tahun
lalu telah. la mulai menghafal Al-Quran pada umur 33 tahun.
Alhamdulillah, dengan bimbingan seorang ustadz yang hafal
Al-Quran, ibu dua orang anak ini mampu mengikuti jejak para
penghafal Al-Quran.
Di samping sebagai seorang ibu rumah tangga yang harus
mengurusi suami dan kedua anaknya, Senin sampai Jumat
ia juga terlibat aktif dalam perkuliahan di sebuah Sekolah
Tinggi Islam di bilangan Mampang Prapatan Jakarta Selatan.
Selain aktif dalam kegiatan dakwah, sang ibu saat menghafal
Al-Quran juga aktif mengajarkan Al-Quran kepada anak-anak
di Komplek DPR Rl Kali Bata Jakarta Selatan.
Karena dengan mengajarkan Al-Quran sambil menghafal
akan terasa lebih mudah dan banyak keberkahan, maka atas
pertolongan Allah SWT, dalam waktu cukup singkat untuk
ukuran orang sibuk, sekitar 3,5 tahun, alhamdulillah, Ibu
Maryam mampu menyelesaikan hafalan Al-Quran 30 juz.
Salah satu upaya dalam menghafal Al-Quran di sela-sela
kesibukannya, ia menghafalkan dengan bantuan Mushaf Al-
46 %rus %u TAenjfiafaf Af- Quran
Quran terjemahan yang memberinya pemahaman ayat atau
surat yang akan dihafal dan lebih mudah diingat.
Cerita Pak Amir (bukan nama sebenarnya)
Pak Amir, 43 tahun, kebetulan ia tetangga saya di Jatimakmur
PondokGede Bekasi. Sejaktahun 1990-an ia mulai menghafal
Al-Qur'an surat-surat pendek, dilanjutkan dengan surat-surat
yang agak panjang.
Bapak9 anakyang bekerja sabagai peneliti di sebuah lembaga
milik pemerintah ini telah hafal Al-Qur'an tidak kurang dari
9 juz. la memiliki konsistensi yang baik, komitmen dengan
waktu dalam menghafal Al-Qur'an, walaupun dengan
kesibukannya yang tidak sedikit.
Sebagai seorang aktivis dakwah, ia tidak lupa membekali dirinya
dengan ilmu agama, di antaranya dengan menghafal Al-Qur'an
itu. Sebuah mushaf mini tidak lepas dari dirinya. Mushaf
itu selalu ada di saku bajunya. Bila ada waktu luang, ia tidak
melewatkannya begitu saja, tapi diisinya dengan menghafal.
Bila dalam perjalanan, ia seringkali menggunakan walkman
untuk mendegarkan murottal Al-Qur'an. Dengan begitu -
-banyak mendengarkan murottal Al-Quran, pasti proses
menghafalnya terasa lebih mudah.
Memang,untukmenghafalkan Al-Qur'an iaagak"memaksakan
diri". Kalau tidak, mana bisa orang sesibuk dirinya, termasuk
menyelesaikan program S3-nya di Institut Pertanian Bogor
(IPB), mampu menghafal sekian banyak juz? Terlebih ia pun
harus selalu mendidik anak-anaknya yang jumlahnya hampir
selusin! Anak pertamanya, yang kini telah bergelar sarjana SI
IPB, sejak lama hafal Al-Quran 30 juz. Anak ke-2, 3, 4 dan ke-
5 juga sudah hafal mulai dari 3 juz sampai 20 juz lebih. Jadi,
sepertinya bapak yang rambutnya sudah mulai memutih ini
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 47
ingin sekali anak-anaknya menjadi para penghafal Al-Quran,
sehingga tercipta sebuah rumah yang berpenghuni para
penghafal Al-Quran. Oh, alangkah indahnya!
Tidak bisa menghafal topi mampu membantu menghafal.
Alhamdulillah, sejak tiga tahun silam saya dan kawan-kawan
mendapatkan amanah mulia sekaligus beban begitu besar
dalam pengelolaan lembaga yang mengurusi anak-anak untuk
menghafal Al-Quran 30 juz. Saat ini, ada sekitar 70-an santri
aktif dalam kegiatan menghafal Al-Quran di lembaga ini.
Santri kami yang saat itu tersebar di beberapa wilayah di
Jakarta Utara dan Bekasi. Kami menggunakan istilah "Cluster"
untuk setiap wilayah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) santri.
Alhamdulillah, sampai saat ini 8 orang ustadz yang terlibat
dalam KBM semuanya hafal Al-Quran 30 juz. KBM di Lembaga
ini hanya tiga hari dalam satu pekan atau 10 jam. Santri tetap
tinggal bersama keluarga di rumah dan tidak mondok.
Alhamdulillah, ada salah seorang santri kami yang baru
bergabung 1 tahun sudah mampu menghafal 10 juz. Santri
lainnya telah hafal antara 3 sampai 8 juz.
Pendidikan di Lembaga ini gratis 100% dan berbeasiswa Rp
100 ribu setiap bulan bagi mereka yang mencapai target
1/2 juz per bulan. Dari mana sumber dananya? Di sini Allah
SWT menggerakan tangan manusia-manusia mulia untuk
menyisihkan sebagian rezeki mereka untuk sebuah cita-cita
mulia ini.
Sejak Februari 2008 lalu saya dan kawan-kawan para penghafal
Al-Quran mendirikan sebuah Lembaga untuk mendukung
pembinaan para guru Al-Quran. Salah satu programnya
mengajarkan baca-tulis Al-Quran, menghafal, bahkan sampai
pada tingkat mampu mengajarkankan tafsir Al-Quran. Insya
Allah, ke depannya mampu pula untuk mengamalkannya.
48 gurus' %u TAenjfiafaf ftf-Qu
Alhadulillah, kini sekitar 30 ustadz dan ustadzah penghafal
Al-Quran telah bergabung bersama lembaga kami, Yayasan
MUNTADA AHUL QURAN (THE QURANIC QOMM UNITY
FORUM). Sebanyak 15 di antara mereka hafal 30 juz dan 5
orang telah memiliki sanad sampai ke Rasulullah SAW.
Banyak kawan saya yang ingin sekali menghafal Al-Quran,
namun karena kesibukan dan sebagainya, di antara
mereka ada yang mengatakan: "Walau saya tidak mampu
menghafalkan Al-Quran, tetapi saya bisa membantu ustadz
dalam hal pendanaan".
Alhamdulillah, sampai saat ini berjalan lancar. Kawan yang lain
yang juga tidak mampu terlibat dalam menghafalkan Al-Quran,
tetapi dengan ikhlasnya mereka dapat membantu kami dalam
pengadaan komputer, pembuatan website, dan sebagainya.
Website MUNTADA AHUL QURAN (THE QURAN ICQOMMUNITY
FORUM), www.muntadaquran.net, sudah bisa diakses.
Kami pun mengajak saudara-saudara, khususnya para
pengunjung www.warnaislam.com, dan kaum Muslimin
para pencinta Al-Quran pada umumnya, untuk berinvestasi
amal shalih melalui YAYASAN MUNTADA AHUL QURAN (THE
QURANIC QOMMUNITY FORUM).
Walaupun kita tidak mampu menghafalkan Al-Quran,
tetapi kita mampu menbantu mewujudkan cita-cita mulia
ini, semoga Allah SWT memberikan kemudahan kepada
kita semua dan menerima semua amal ibadah kita dan
menjadikannya sebagai pemberat amal shalih kita di akhirat
kelak dan akhirnya kita dimasukkan ke dalam surga-Nya.
Aamiin yaa Rabbal 'aalamiin. Wallahu a'lam bish-shawab.*
Ourus Oifu 'MenjdafafAf-duran 49
OurusOtfu "MmjfiafafAf-Clumn
Belajar dan Menghafal
AL-Quran Sendiri,
Mungkinkak?
Ustadz, bagaimana metode belajar dan menghafal Al-
Qur'an sendiri tanpaguru, bila say a ada waktu luangdi
kantor. Lokasi saya di daerah Meruya, di mana lokasi
terdekat untuk belajar?
"Sungguh telah kami mudahkan Al-Qur'an itu
untuk diingat, maka apakah ada orangyang
mengambil pelajaran?". (QS Al-Qamar: 17, 22,
32, dan 40)
Belajar dan menghafal Al-Qur'an adalah pekerjaan yang
sangat mudah. Ada jaminan Allah SWT akan hal itu dalam Al-
Qur'an surat Al-Qamar surat ke-54 ayat 17, 22, 32, dan 40.
"Sungguh telah kami mudahkan Al-Qur'an itu untuk diingat,
maka apakah ada orangyang mengambil pelajaran?".
Ayat tersebut berulang sampai empat kali sebagai penegasan
dari Allah SWT bahwa Al-Qur'an mudah dipelajari, dipahami,
dihafalkan, dan diamalkan.
Pada zaman modern ini banyak cara untuk mempelajari
Al-Qur'an,baik melalui CD, kaset, dan sebagainya. Dengan
demikian, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak belajar A-
Qur'an.
Kita juga harus pandai-pandai memanfaatkan waktu
luang dengan mendegarkan salah satu tilawah seorang
syaikh terkenal. Saat berangkat kerja, misalnya, juga bisa
dimanfaatkan untuk mendengarkan tilawah tersebut.
Lakukan itu secara berulang-ulang, insya Allah, sedikit demi
sedikit kita akan mampu. Namun, usaha ini barang tentu
hasilnya sangat berbeda dengan orang yang belajar dengan
bimbingan seorang guru.
Harus kita pahami, belajar Al-Qur'an yang benar harus
dengan guru, agar ia dapat memperbaiki kekeliruan bacaan
dan cara melafazhkan ayat-ayat Al-Qur'an. Dengan talaqqi
dan musyafaha (menerima pelajaran dengan berhadapan
langsung) kepada guru inilah cara yang paling benar.
Sebagaimana para Ahlul Qur'an bertalaqqi langsung
kepada gurunya, gurungya bertalaqqi kepada gurunya lagi,
sampai kepada para qari' dari kalangan Tabi'in, kemudian
mereka bertalaqqi kepada qari' dari kalangan sahabat yang
bertalaqqi langsung kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW
juga bertalaqqi kepada Malaikat Jibril dan malaikat Jibril
menerima Al-Qur'an dari Allah SWT.
OurusOitu'MencjfiafafAf-Quran 53
:i katnya hams
teman-teman
n mengahafal
Jadi, sekali lagi, belajar Al-Qur'an yang baik hakikatnya
dengan guru. Saran saya, Anda mengumpulkan teman-
sekantor untuk sama-sama berkomitmen dalar
Al-Qur'an, lalu memanggil seorang guru yang bisa datang ke
kantor untuk mengajarkan cara membaca dan menghafalkan
Al-Qur'an, walaupun hanya satu pekan sekali. Itu akan lebih
baik daripada sama sekali tanpa bimbingan guru. Kalau hal
ini bisa berlangsung secara kontiniyu, insya Allah Anda bisa
melihat hasilnya sendiri nanti.
Mohon maaf untuk sementara kami belum mendapatkan
informasi tentang lembaga yang mengajarkan hafalan A-
Qur'an di daerah Meruya. Wallahu a'lam bish-shawab.*
54 Jurus %u JAenqhafal ftf-Qu
Doa Qunut,
Sunak atau Bidak?
Sejak kecil saya diajari selalu membaca doa Qunut
dalam shalat Subuh. Kalau lupa membacanya,
diharuskan Sujud Sahwi sebelum salam. Banyak
nasihat dari teman-teman saya bahwa doa Qunut itu
bid'ah. Kebetulan sekarang di daerah saya kalau shalat
Subuh tidak ada doa Qunut.
Pertanyaan saya:
1. Apakah saya harus Sujud Sahwi atau tetap tidak
membaca doa Qunut mengikuti imam yang ada'?
2. Apakah dasar menggunakan doa Qunut dan tidak
memakai doa Qunut?
Masalah Qunut termasuk dalam masalah
furi'iyah (cabang dan bukan prinsip) dan
hukumnya tidak pernah wajib. Maka,
sebaiknya jangan sampai perbedaan pendapat
ini merusak amal-amal baik kita yang lain,
lantaran kita telah mencaci-maki saudara kita,
atau telah melontarkan ucapan-ucapan yang
justru merusak pahala yang telah kita miliki
sebelumnya.
Anda patut bersyukur kepada Allah SWT karena Anda telah
diberikan nikmatnya belajar Islam sejak kecil. Sampai Anda
dewasa, ilmu yang diajarkan oleh guru ngaji Anda masih
tercatat di memori dan selalu Anda terapkan dalam setiap
amaliyah ibadah Anda.
Kalau teman Anda mengatakan Qunut subuh itu bid'ah,
sebenarnya dia tidak mengetahui adanya perbedaan dalam
hal Qunut ini. Atau dia lebih cenderung kepada pendapat
yang mengatakan bahwa Qunut itu bid'ah.
Jadi, untuk pertanyaan pertama, apakah kalau Anda yang
biasa melakukan Qunut Subuh harus melakukan Sujud Sahwi
saat bermakmum kepada imam yang tidak melakukannya?
Jawabannya, Anda tidak perlu melakukan Sujud Sahwi.
Alasannya, pertama, karena Anda tidak meninggalkan
kewajiban dalam shalat. Kedua, saat itu Anda sedang menjadi
makmum, sedangkan seorang makmum wajib mengikuti
imam. Tapi kalau Anda cenderung kepada pendapat Imam
Syafi'i, maka Anda boleh melakakun Sujud Sahwi.
Qunut Subuh adalah masalahah "klasik". Sejak lama kalangan
ulama berbeda pendapat mengenai hukumnya. Sebagian ulama
mengatakan bid'ah dan melarang kita melakukannya. Namun,
sebagian lainnya mengatakan bahwa Qunut itu sunah dan
menganjurkan kita untuk melakukannya. Khilafiyah (perbedaan
pendapat) itu terjadi karena cara pandang yang berbeda dalam
memahami hadits tentang doa Qunut.
Sebagian ulama mengatakan, doa Qunut dilakukan oleh
Rasulullah SAW hanya sebulan, yaitu setelah terjadi
pembunuhan terhadap para sahabat dalam suatu peristiwa.
Rasulullah SAW berdoa di dalam shalat untuk kehancuran
orang-orang yang telah melakukan pembunuhan itu. Namun
sebagian lain berpendapat, Qunut saat shalat Subuh adalah
amalan sunnah.
Ourus Oifu 'MenjdafafAf-duran 57
a>° Hadits yang Mendasari Qunut Shubuh
Menurut para ulama yang berpendapat Qunut itu sunnah, doa
itu tidak lepas dari amaliah Rasulullah SAW dan kedudukan
riwayatnya pun kuat. Di antaranya diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim.
"Al-Barra bin Azib r.a. berkata bahwa Nabi SAW dahulu
melakukan Qunut pada shalat Maghrib dan Shubuh" (H.R.
Ahmad, Muslim dan Tirmidzi).
Kedudukan hadits itu shahih, sebagaimana komentar Imam
Tirmidzi yang menshahihkan hadits di atas. Hadits lainnya:
Ibnu Umar r.a. mendengar Rasulullah SAWketika bangun
dari ruku'pada rakaat terakhir shalat Shubuh mengucapkan,
"Ya Allah, laknatlah fulan, fulan dan fulan." Setelah
mengucapkan sami'allahu liman hamidah. Maka Allah SWT
menurunkan ayat: "Laisa laka minal amri syai'un hingga
fainnahum zhalimun '.(H.R. Bukhari).
Ucapan Rasulullah SAW setelah bangun dari ruku' itu adalah
lafazh yang beliau ucapkan dalam Qunut. Menurut pendukung
Qunut, kedua hadits di atas adalah landasan masyru'iyah
(disyariakannya) Qunut.
Hadits lain yang mendukung Qunut adalah riwayat sahabat
Anas r.a yang menjadi pembantu Rasulullah SAW.
Anas bin Malik r.a. ditanya, "Apakah Rasulullah SAW Qunut
pada shalat Shubuh?" Beliau menjawab, "Ya". "Sebelum ruku'
atau sesudahnya?" "Sesudahnya" (HR. jama'ah kecuali Tirmidzi)
Rasulullah SAW tetap melakukan doa Qunut pada shalat
shubuh hingga akhir hayatnya."
(H.R Ahmad, Bazzar, Baihaqi dan Hakim)
58 %rus Oitu TAenjfiafaf ftf-Qu
Pendapat yang Tidak Mendukung Qunut
Kalangan yang tidak menerima Qunut sebagai sunah juga
berangkat dari hadits lainnya yang juga shahih. Salah satunya:
"Anas bin Malik r.a berkata bahwa Nabi SAW berqunut
selama satu bulan kemudian meninggalkannya."
(H.R. Ahmad)
Hadits ini menegaskan, Qunut itu memang pernah dilakukan
oleh Nabi SAW, namun hanya berlaku sebulan saja, setelah
itu sudah tidak lagi. Lagi pula, menurut para pendukungnya,
Qunut yang dimaksud bukan Qunut Shubuh, melainkan
Qunut Nazilah. Maka, mereka pun mengatakan, Qunut pada
shalat Shubuh itu tidak ada sunahnya. Bahkan, sebagian
ulama mengatakan bahwa hal itu bid'ah.
Kalau kita merujuk kepada kitab-kitab fiqih yang menajdoi
sandaran (muktamad), bisa kita gambarkan konfigurasi
pendapat di kalangan empat imam mazhab sesuai dengan
urutan masa hidup mereka. Ringkasannya sebagai berikut:
1. Imam Abu Hanifah
Imam Abu Hanifah mengatakan, Qunut itu disunahkan
pada shalat Witir yang dilakukan sebelum ruku'.
Sedangkan pada shalat Subuh, ia tidak menganggapnya
sebagai sunnah.
Bila seorang makmum shalat Subuh di belakang imam
yang melakukan Qunut, hendaknya dia diam saja dan
tidak mengikuti atau mengamini imam. Namun Abu
Yusuf, salah seorang tokoh dari mazhab Abu Hanifah
yang juga murid Abu Hanifah mengatakan, bila
imamnya melakukan Qunut, maka makmumnya harus
mengikutinya karena imam itu harus diikuti.
OumsWulvlengfiafafAf-Qumn 59
2. Imam Malik
Imam Malik mengatakan, Qunut itu ibadah sunnah pada
shalat Subuh dan lebih afdhal dilakukan sebelum ruku'.
Meskipun bila dilakukan sesudahnya tetap dibolehkan.
Menurutnya, melakukan Qunut secara zhahir (bersuara
keras) dibenci untuk dilakukan kecuali hanya pada
shalat Subuh.
Qunut itu dilakukan dengan sirr (suara pelan),
yaitu tidak mengeraskan suara bacaan. Imam dan
makmum melakukannya masing-masing atau sendiri-
sendiri. Dibolehkan untuk mengangkat tangan saat
melakukan Qunut.
3. Imam Syafi'i
Imam Syafi'i mengatakan, Qunut itu disunnahkan pada
shalat Subuh dan dilakukan sesudah ruku' pada rakaat
kedua. Imam shalat hendaknya berqunut dengan lafaz
jama' dengan menjaharkan (mengeraskan) suaranya
dengan diamini oleh makmum sampai kepada lafazh
(wa qini syarra maa qadhaita). Setelah itu, dibaca secara
sirr (tidak dikeraskan) mulai lafazh (Fa innaka taqdhi...),
dengan alasan bahwa lafazh itu bukan doa tapi pujian
(tsana").
Disunnahkan pula untuk mengangkat kedua tangan,
namun tidak disunahkan untuk mengusap wajah
sesudahnya.
Menurut mazhab Imam Syafi'i, bila Qunut pada shalat
Shubuh tidak dilaksanakan, maka hendaknya melakukan
Sujud Sahwi, termasuk bila menjadi makmum dan
imamnya bermazhab Abu Hanafiyah yang meyakini
tidak ada Qunut pada shalat Subuh. Maka secara sendiri,
makmum melakukan Sujud Sahwi.
60 %rus %u TAenjfiafaf Af- Quran
4. Imam Ahmad bin Hanbal
Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan, Qunut merupakan
amaliyah sunnah yang dikerjakan pada shalat witir, yaitu
dikerjakan setelah ruku. Sedangkan Qunut pada shalat
Subuh tidak dianggap sunnah.
rb» Tidak Pernah Tuntas
Sepanjang zaman, masalah Qunut tidak akan pernah ada
penyelesaiannya. Masing-masing kubu akan merasa paling
kuat dalam berhujjah.
Kita boleh memilih atau mengikuti pendapat mana pun,
asalkan tidak taklid buta atau tidak tahu dalilnya. Yang jelas,
perbedaan itu tidak layak untuk dijadikan sumber atau bahan
pertentangan, apalagi saling ejek dan saling caci. Sebab, para
fuqaha sendiri pun ketika mereka berbeda pendapat, tetap
menjaga norma, susila, atau adab-adab dalam berbeda
pendapat.
Seandainya dalil tentang Qunut hanya ada satu dan isinya
hanya mengacu kepada satu kesimpulan, tentunya para
ulama tidak akan berbeda pendapat.
Masalah Qunut termasuk dalam masalah furi'iyah (cabang
dan bukan prinsip) dan hukumnya tidak pernah wajib. Maka,
sebaiknya jangan sampai perbedaan pendapat ini merusak
amal-amal baikkita yang lain, lanta ran kita telahmencaci-maki
saudara kita, atau telah melontarkan ucapan-ucapan yang
justru merusak pahala yang telah kita miliki sebelumnya.
Jangan sampai semangat kita untuk mencari sunnah, kita
lakukan dengan cara yang justru bertentang dengan sunnah
itu sendiri. Wallahu a'lam bishshawab.*
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 61
OurusOtfu "MmjfiafafAf-Clumn
Belajar Al-Q uran:
Bakasa Arab
Baliasa Pengkuni Sorga?
Atas anjuran ustadz, saya sudah mulai belajar bahasa
Arab. Sayajuga sudah mulai belajar membaca Al-Quran
dan tajwidnya. Saya aturwaktu belajar inipadapagi hari
sebelum dan sesudah sholat Subuh, serta setelah sholat
Isya. Yang saya tanyakan:
1. Apakah bahasa Arab Al-Quran sama dengan bahasa
Arab yang digunakan sekarang? Artinya, kalau saya
cari artinya di kamus dapat dibenarkan?
2. Apakah benar bahasa Arab adalah bahasa akhirat?
3. Bolehkah belajar membaca dengan mengikuti
bacaan dari CD dan pembacanya Hani Rifai
karena ambitus suara saya sama dengan beliau?
Sebagaimana para ahlul Quran bertalaqqi
langsung kepada gurunya, gurungya bertalaqqi
kepada gurunya lagi, sampai kepada para
qari' dari kalangan Tabi'in, kemudian mereka
bertalaqqi kepada qari' dari kalangan sahabat
Rtxsul yang bertalaqqi langsung kepada Rasulullah
SAW. Rasulullah SAWjuga bertalaqqi kepada
Malaikat Jibril dan malaikat jibril menerima
Al-Qur'an dari Allah SWT.
A
Alhamdulillah, saya senang sekali mengetahui perkembangan
Bapak yang begitu luar biasa. Walaupun umur Bapak sudah
lanjut, namun semangat belajar Bapak membuat orang
seperti kami --yang boleh dibilang separuh umur Bapak-
harus lebih semangat lagi dalam menuntut ilmu.
Semoga kita termasuk orang-orang yang dimudahkan Allah
SWT dalam menuju sorganya dengan menuntut ilmu ini.
Sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW :
"Dan barangsiapa yang meniti jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju sorga"
(H.R. Muslim)
Berkaitan dengan pertanyaan pertama, bahasa Arab yang
digunakan saat ini ada dua macam.
Pertama, bahasa Arab Fusha (Arab Fasih), yaitu bahasa
Arab yang terdapat di dalam Al-Qur'an, Hadits Nabi,
dan Atsar para sahabat. Bahasa Arab Fusha ini juga
biasa digunakan dalam penulisan kitab oleh para ulama
Salaf sampai sekarang. Selain itu, bahasa Arab Fusha ini
juga biasa digunakan dalam bahasa pengantar resmi di
kampus-kampus atau universitas-univeristas Islam di
TimurTengah.
Jadi, jika kita paham bahasa Arab secara baik dan benar,
maka kita akan dapat membaca dan memahami secara
baik dan benar pula kitab-kitab yang telah ditulis para
ulama tersebut. Kita juga akan lancar berkomunikasi
dengan siapa pun yang menggunakan bahasa Arab Fusha.
Bahasa Arab Fusha sampai saat ini tidak ada perubahan
yang berarti sama sekali.
Kedua, bahasa Arab 'Amiyah (umum atau pasaran), yaitu
bahasa Arab yang biasa digunakan oleh orang masyarakat
Arab dalam pergaulan sehari-hari, tanpa kaidah Ilmu
Nahwu, Sharaf, apalagi Ilmu Balaghah.
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 65
Walaupun sebagian lafazh bahasa Arab 'Amiyah aslinya
dari bahasa Arab Fusha, namun karena pengucapannya
yang cepat dan disingkat, jadilah dia bahasa 'Amiyah yang
biasa digunakan dalam bahasa pergaulan sehari-hari.
Bahasa Arab 'Amiyah ini cakupannya sangat sempit dan
terbantas hanya pada daerah tertentu. Misalnya, orang
Arab Saudi jika berbicara dengan orang Mesir, Maroko,
Yaman, atau negara-negara Arab lainnya dengan bahasa
'Amiyah mereka masing-masing, maka bisa dipastikan
mereka tidak akan saling memahami.
Analoginya, di Indonesia sendiri banyak bahasa daerah.
Antara satu daerah dengan daerah lainnya memiliki
bahasa . Jika mereka berkumpul dan berbicara dengan
menggunakan bahasa daerah mereka masing-masing,
tentunya tidak akan "nyambung".
Lain halnya dengan bahasa Arab Fusha. Bahasa ini
bisa digunakan di negara mana pun. Bila kita berbicara
dengan orang Amerika, Inggris, Spanyol, Thailand, atau
negara lainnya di belahan dunia ini yang menggunakan
bahasa Arab Fusha, maka kita akan bisa saling memami.
Jadi, jelas bahasa Arab yang digunakan sekarang sama dengan
bahasa Arab Al-Qur'an, asalkan itu bahasa Arab Fusha dan
sesuai dengan kaidah llmu Nahwu, Sharaf, dan Balahgah.
Namun kalau Bapak membuka kamus Arab-Indonesia dalam
mencari arti suatu kata atau kalimat, maka Bapak akan
mendapati terjemahannya terkadang tidak pas. Mengapa
demikian? Karena memang, satu kata dalam bahasa Arab
dapat memiliki lebih dari satu arti, tergantung dari siyaqul
kalam (bentukdan sususan kalimatnya).
Dalam mempelajari Bahasa Arab, seorang pemula memang
tidakbisameninggalkankamusArab-lndonesiaatau Indonesia-
Arab. Namun, tetap tidak boleh lepas dari bimbingan seorang
guru. Idealnya, dalam mencari arti dan maksud dari suatu
66 %rus %u TAenjfiafaf Af- Quran
kata bahasa Arab, kita menggunakan kamus Bahasa Arab
yang berbahasa Arab pula, seperti Al-Mu'jamul Wasith. Di
sana ada lebih dari satu pengertian dan makna, bahkan di
situ akan diberikan contoh-contoh penggunaan kata tersebut
dalam beberapan susunan kalimat.
G>° Bahasa Penghuni Sorga
Memang, bahasa yang digunakan Rasulullah SAW dalam
kehidupannya sehari-hari adalah bahasa Arab karena beliau
orang Arab. Dalam menyampaikan hadits dan menceritakan
kisah-kisah orang terdahulu dan peristiwa yang akan datang,
beliau mengungkapkannya dengan bahasa Arab.
Apakah bahasa Arab itu adalah bahasa yang digunakan di
akhirat? Memang, ada hadits Rasulullah SAW yang berbunyi :
"Cintailah orang Arab karena tiga hah karena aku orang Arab,
Al-Qur'an itu berbahasa Arab, dan ucapanpendud.uk sorga
adalah nahasa Arab" (HR. Hakim, Thabarani, dan Baihaqi).
Kalau hadits itu bisa dijadikan sandaran, maka benar bahwa
bahasa yang akan digunakan di sorga nanti adalah bahasa Arab.
Namun, banyak ahli hadits menilai hadits ini Dha'if (lemah),
bahkan sampai ke tingkat hadits Maudhu' (palsu) karena ada
perawinya yang dianggap lemah bahkan pembohong.
ImamDzahabimenyebutkandalamringkasankitabAI-Mustadrak:
"Saya kira hadits ini lemah". Ibnu Al-Jauzi menyebutkan hadits
ini dalam kitab Al-Maudhu'at (kumpulan hadits palsu).
Namun demikian, bahasa Arab adalah bahasa termulia karena
dia adalah bahasa Al-Qur'anul Karim, bahasa yang digunakan
untuk kitab termulia.*
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 67
a>° Belajar Al-Qur'an dari CD
Sebenarnya boleh saja belajar membaca Al-Qur'an dengan
mengikuti bacaan dari CD, kaset, video, atau yang semisalnya.
Akan tetapi, jangan sampai segala sarana yang ada ini
dijadikan satu-satunya guru dalam belajar Al-Qur'an.
Belajar Al-Qur'an yang benar harus dengan guru. Dia dapat
memperbaiki bila mana sang murid keliru dalam membaca
dan melafazhkan ayat-ayat Al-Qur'an. Karena dengan talaqqi
dan musyafaha (menerima pelajaran dengan berhadapan
langsung) dengan gurulah cara paling benar.
Sebagaimana para ahlul Qur'an bertalaqqi langsung kepada
gurunya, gurungya bertalaqqi kepada gurunya lagi, sampai
kepada para qari' dari kalangan Tabi'in, kemudian mereka
bertalaqqi kepada qari' dari kalangan sahabat Rasul yang
bertalaqqi langsung kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW
juga bertalaqqi kepada Malaikat Jibril dan malaikat jibril
menerima Al-Qur'an dari Allah SWT.
Jadi, silakan Bapak memilih bacaan salah seorang Imam/Qari'
terkenal dari Timur Tengah, seperti Syaikh Mahmud Khalil
Al-Hushari, Syaikh Muhammad Siddiq Al-Minsyawi, Syaikh
Abdullah bin Ali Bashfar, Syaikh Abdurrahman Al-Hudzaifi,
Syaikh Su'ud Syuraim, Syaikh Abdurrahman Al-Sudais, Syaikh
Misyari Rasyid, Syaikh Hani Rifa'i, Syaikh Sa'd Al-Ghamidi, dan
Iain-Iain, namun sebaiknya bersama seorang guru langsung.
Semoga Allah memudahkan segala upaya Bapak dalam
mempelajari kitab suci-Nya. Wallahu a'lam bish-shawab.*
68 Jurus %u TAenjfiafaf ftf-Qu
Seorang Muslim, apalagi seorang aktivis dakwah,
hams mengedepankan sikap toleransi terhadap
perbedaan dalam ibadah yangmasih bersifat
furu'iyah. Jangan sampai yang dikedepankan
hanya ingin tampil beda dan ingin menunjukkan
seakan dia lebih "nyunnah" dan merasa lebih
tahu, padahal masih banyak pendapat ulama lain
yang berbeda pandangan dan memiliki dalil dan
sandaran yang tidak kalah kuatnya. Kalau sikap
toleransi tidak dikedepankan, maka akan dapat
menimbulkan keresahan di kalangan umat.
Saudaraku hamba Allah yang saya cintai karena Allah.
Permasalahan yang Anda tanyakan adalah masalah yang
harus dipahami setiap Muslim. Dengan pemahaman itu, bila
ia mendapati imam shalat tidak membaca basmalah -atau
tepatnya tidak menjaharkan (mengeraskan suara) bacaan
basmalah, maka ia tidak akan menvonis atau mengatakan
sang imam beda aliran, ajaran, atau bahkan yang lebih parah
-beda aqidah. Na 'udzu billah.
Para ulama fikih berbeda pandangan dalam menyikapi hal
tersebut. Apakah basmalah itu ayat tersendiri yang ditulis
setiap awal surat dalam Al-Qur'an atau hanya ditulis di awal
Surat Al-Fatihah?
Namun yang jelas, para ulama bersepakat, basmalah adalah
satu ayat yang tercantum di dalam Surat Al-Naml.
Para ulama qira'ah Makkah dan Kuffah menegaskan, basmalah
adalah bagian dari Surat Al-Fatihah dan surat lainnya.
Namun ulama QiraahMadinah, Bashrah, dan Syam menegaskan,
basmalah tidak termasuk ayat, baik pada surat Al-Fatihah
maupun surat-surat lainnya. Mereka mengatakan, basmalah
ditulis untuk mendapatkan keberkahan dan sebagai pembatas
antara satu surat dengan surat lainnya.
Mereka bersandarkan pada hadits riwayat Abu Daud dengan
sanad yang shahih, dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW
tidak mengetahui pembatas surat hingga turunlah kepada
beliau "bismillahir rahmanir rahim."
ctr> Basmalah Dibaca Jahar
Para ulama juga berbeda pendapat soal apakah basmalah
dibaca jahar (keras) atau sirr (pelan).
Mereka yang mengatakan basmalah adalah ayat di setiap
surat (selain surat Al-Tau bah), juga berbeda pendapat: apakah
menjaharkan basmalah atau tidak. Ada dua pendapat :
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 71
Pertama, basmalah tidak dijaharkan (dibaca pelan) ketika
membaca surat Al-Fatihah. Pendapat ini didukung oleh para
ulama seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Al-Tausri,
Umar, AN, Ibnu Mas'ud, Imam Ahmad bin Hambal, dan Al-
Auza'i. Mereka mendasarkan pendapatnya pada beberapa
hadits berikut:
1. Aisyah berkata : "Rasulullah SAW membuka shalatnya
dengan bertakbir dan bacaan "Alhamdulillahi Rabbil
'Alamin" (H.R. Muslim).
2. Anas berkata: " Aku pernah shalat (menjadi makmum)
di belakang Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar dan
Utsman. Mereka memulainya dengan "Alhamdulillahi
Rabbil 'lamin". (H.R. Bukhari dan Muslim)
3. Anas berkata: " Aku shalat bersama Rasulullah SAW, Abu
Bakar, Umar, Utsman, dan aku tidak mendengarseorang
pun dari mereka membaca bismillahir rahmanir rahim".
Kedua, bacaan basmalah dijaharkan ketika membaca Al-
Fatihah. Pendapat ini didukung oleh sebagian ulama Madinah,
seperti Ibnu Umar, Ibnu Syihab, juga di dukung oleh Imam
Syafi'i dan Imam Ahmad bin Hanbal. Mereka mendasarkan
pendapatnya pada beberapa hadits berikut:
1. Dari Abu Hurairah, bahwasanya dia shalat dan
menjaharkan bacaan basmalah. Setelah selesai shalat
dia pun berkata: "Sesungguhnya shalatku lebih mirip
dengan shalat Rasulullah SAW bila dibandingkan
dengan shalat kalian". (HR. Nasa'i dalam Sunannya,
Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam shahihnya,
dan Hakim dalam Al-Mustadrak. Dishaihkan oleh Al-
Daraquthnu, Al-Baihaqi, dan lainnya).
2. Dari Ibnu Abbas: Rasulullah SAW menjaharkan bacaan
"bismillahir rahmanir rahim" (HR. Hakim dalam Al-
Mustadrak, dan dia berkata: shahih).
7 2 %rus %u TAenjfiafaf Af- Quran
Sebenarnya ini adalah masalah ijtihadiyah, bukan qath'iyah
(yang pasti kebenarannya). Sayangnya, banyak orang tidak
memiliki kedalaman masalah fikih ikhtilaf. Akibatnya, mereka
sampai pada tingkat mengkafirkan kaum Muslimin yang tidak
sejalan dengan pendapat para imam madzhabnya.
Seorang Muslim, apalagi seorang aktivis dakwah, harus
mengedepankan sikap toleransi terhadap perbedaan dalam
ibadah yang masih bersifat furu'iyah. Jangan sampai yang
dikedepankan hanya ingin tampil beda dan ingin menunjukkan
seakan dia lebih "nyunnah" dan merasa lebih tahu, padahal
masih banyak pendapat ulama lain yang berbeda pandangan
dan memiliki dalil dan sandaran yang tidak kalah kuatnya.
Kalau sikap toleransi tidak dikedepankan, maka akan dapat
menimbulkan keresahan di kalangan umat.
Hendaknya kita juga bersikap dewasa. Menurut kami, tidak
ada salahnya kita menjaharkan basamalah ketika mengimami
shalat yang makmumnya mayoritas menjaharkan basmalah
dan sebaliknya. Sikap dewasa dan toleran antarumat dapat
mempererat ukhuwah Islamiyah. Wallahu a'lam bish-
shawab.*
Ourus Oifu 'MenjdafafAf-duran 73
OurusOtfu TAencjfiafafflf-Qumn
Menjaga Hafalan
Agar Tidak Cepat Hilang
so
Ustadz Taufik Hamim yang dirahmati Allah. Say a salah
seorang mahasiswa di lembaga (ma'had) pendidikan
Islam. Salah satu materi kuliah saya adalah menghafal
beberapa sweat dalam juz tertentu. Yang saya mau
tanyakan: bagaimana cara menjaga hafalan agar ngga
hilang-hilang?
Imam Syafi'i rahimahullah tergolong ulama
yang memiliki kecepatan dalam menghafal.
Suatu hari ia mengadu kepada gurunya,
Waki', karena ia mengalami kelambatan
dalam menghafal. Sang guru lalu memberikan
obat mujarrab, yaitu agar ia meninggalkan
perbuatan maksiat dan mengosongkan hati dari
setiap penghalang antara dia dan Tuhannya.
Menjaga hafalan Al-Qur'an memang lebih berat ketimbang
menghafalnya dari nol. Namun, jangan berkecil hati. Bila
niat kita baik, ikhlas karena Allah, insya Allah, Dia akan
membimbing kita dalam menghafal dan menjaga kitab
suci-Nya. Kalau Allah ridha kepada kita, maka kita akan
mendapatkan berbagai kemudahan.
Berikut ini beberapa tips untuk menjaga hafalan Al-Qur'an.
1. Pengaturan waktu
Pandai mengatur waktu akan dapat membantu seorang
penghafal Al-Qur'an dalam memelihara hafalannya.
Mengatur waktu untuk mengulang-ulang hafalan yang
senantiasa terus berkelanjutan, harus terus dilakukan
oleh seorang penghafal Al-Qur'an. Biasakan jangan
melewatkan waktu tanpa melakukan hal-hal yang
bermanfaat.
Rasulullah SAW memperingatkan, hafalan Al-Qur'an
akan lebih cepat hilang dan lepas bila dibandingkan
dengan seekor onta yang terikat kuat, jika dia tidak selalu
mengulang-ulang hafalan.
" Jagalah Al-Qur'an, demi Yangjiwaku berada di
tangan-Nya, Al-Qur'an itu lebih cepat lepas dari hati
penghafalnya dari pada lepasnya seekor onta dari
ikatannya" (H.R. Bukhari)
2. Menyediakan waktu khusus
Dalam proses muraja'ah (mengulang) hafalan, seorang
penghafal Al-Qur'an harus menyediakan waktu khusus,
misalnya sebelum atau sesudah subuh, sebelum tidur,
sebelum dan sesudah shalar fardhu.
Siapa pun dia, bila sedang menekuni suatu pekerjaan
dan memberikan porsi waktu khusus, maka dia akan
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 77
mendapatkan hasil yang tidak akan mengecewakan.
Tengoklah, bagaimana kehidupan para ulama terdahulu
dalam pengaturan waktu. Hasilnya, mereka dapat
mewariskan karya-karya besaryangsampai hari ini masih
menjadi rujukan. Sebagian mereka wafat pada usai yang
belum begitu lanjut, tetapi mereka dapat menulis dan
menyusun banyak kitab karena pandai mengatur waktu.
3. Wirid Al-Qur'an
Selain menyediakan waktu khusus, seorang penghafal
Al-Qur'an harus memperbanyak tilawah. Dia harus
memiliki wirid Al-Qur'an yang rutin setiap hari. Usahakan
dapat membaca Al-Qur'an minimal satu juz setiap hari
sehingga dalam waktu 30 hari (satu bulan), Anda akan
khatam tilawah Al-Qur'an. Sering membaca Al-Qur'an
akan dapat memudahkan seseorang dalam menghafal
Al-Qur'an.
4. Menjadi Imam Shalat
Hafalan Anda akan selalu melekat dalam ingatan jika
selalu Anda baca dalam shalat, khususnya saat shalat
malam atau Qiyamullail. Terlebih saat menjadi imam
shalat tarawih di suatu masjid, dengan syarat pengurus
dan jamaah masjid itu tidak merasa keberatan jika sang
iman membaca satu juz untuk setiap malamnya.
5. Mengajarkan orang lain
Salah satu cara paling efektif dalam menjaga hafalan
adalah mengajari orang lain. Saat mendengarkan hafalan
muridnya, maka secara tidak langsung dia pun sedang
mengulang-ulang hafalan.
78 gurus' %u TAenjfiafaf ftf-Qu
Mendengarkan bacaan orang lain
Banyak mendengar bacaan Al-Quran akan memudahkan
kita menghafal dan menguatkannya dalam ingatan.
Buatlah kesepakan dengan teman Anda yang sedang
menghafal Al-Qur'an untuk saling menyimak. Dengan
begitu, bila Anda atau teman Anda keliru dalam membaca,
maka saat itulah Anda berdua saling mengoreksi.
Mendengarkan kaset atau CD Al-Qur'an
Pilihlah salah satu bacaan syaikh terkenal yang
tilawahnya tersebar di seluruh dunia dan cenderung
diminati lagunya dalam membaca Al-Qur'an, seperti
Syaikh Mahmud Khalil Al-Hushari, Syaikh Muhammad
Siddiq Al-Minsyawi, Syaikh Abdullah bin AN Bashfar,
Syaikh Abdurrahman Al-Hudzaifi, Syaikh Suud Syuraim,
Syaikh Abdurrahman Al-Sudais, dan Iain-Iain.
Membaca sejarah para penghafal Al-Qur'an
Untuk memberikan motivasi dan semangat baru,
Anda juga harus membaca perjalanan para ulama dan
orang-orang yang hafal Al-Qur'an. Anda akan dapat
mengambil pelajaran dari pengalaman mereka serta
dapat memperbaharui semangat Anda.
Biasakan membaca tanpa melihat Mushaf
Biasakan mengulang hafalan tanpa melihat mushaf. Jika
membaca hafalan selalu melihat mushaf, maka akan ada
ketergantung selalu ingin melihatnya. Kecuali apabila
Anda sudah tidak dapat melanjutkan bacaan, maka Anda
boleh melihat mushaf.
Ourus Oifu 'MenjdafafAf-duran 79
10. Menjauhi kemaksiatan
Jiwa yang selalu berlumuran kemaksiatan dan dosa, sulit
untuk menerima cahaya Al-Qur'an. Hati yang tertutup
disebabkan dosa-dosa tidak mudah menerima kebaikan
dan mentadaburi ayat-ayat Al-Qur'an
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran
ataukah hati mereka terkunci?" (Q.S. Muhammad : 24).
Imam Syafi'i rahimahullah tergolong ulama yang memiliki
kecepatan dalam menghafal. Suatu hari ia mengadu
kepada gurunya, Waki', karena ia mengalami kelambatan
dalam menghafal. Sang guru lalu memberikan obat
mujarrab, yaitu agar ia meninggalkan perbuatan maksiat
dan mengosongkan hati dari setiap penghalang antara
dia dan Tuhannya. Imam Syafi'i rahimahullah berkata:
Aku mengadu kepada (guruku) Waki' atas buruknya
hafalanku
Maka diapun memberiku nasihat agar aku meninggalkan
kemaksiatan
Dia memberitahuku bahwa ilmu itu adalah cahaya
Dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang
yang bermaksiat.
Wallahu a'lam bish-shawab. *
80 %rus %u TAenjfiafaf ftf-Qu
Umur 66 Ta
Bisa Hafal Quran?
Usiasayasekarang66tahun. Saya ingin mendalami Islam
hingga akhirhayat. Tetapi masa lalu sayapenuh dengan
sekuler, belajar teknologi komputer, belajar bahasa
Inggris, Belanda. Mendalami bidangmanajemen. Sangat
sedikit berkaitan dengan Islam, walaupun sentuhan
selalu ada melalui sholat (yang sholatnya compang-
camping), membaca buku-buku tentang Islam (tidak
mendalam), dan cinta kepada Islam. Pertanyaannya:
bisakah orang seperti saya belajar menghafal Al-Quran
dan mengerti kandungan isinya?
"Dan sungguh telah kami mudahkan Al-
Qur'an untuk diingat, maka adakah orang
yang mengambil pelajaran?"
QS Al-Qamar: 54
n
Bersyukurlah Bapak karena telah mengetahui banyak ilmu
seperti yang Bapak sampaikan di atas. Insya Allah, ilmu yang
pernah Bapak pelajari tidakakan sia-sia, selagi Bapakgunakan
untuk memajukan agama Islam yang mulia ini.
Subhanallah, saya sangat bangga dan senang dengan
keinginan Bapak yang sudah berusai lanjut untuk menghafal
dan mengerti isi Al-Qur'an. Siapa pun dia, anak-anak, remaja,
dewasa, atau berusia lanjut, laki-laki dan wanita, bila memiliki
keinginan kuat dalam melaksanakan suatu pekerjaan dan
diringi denga niat ikhlash, insya Allah kemudahanlah yang
akan dia dapati, terlebih keinginan itu berupa hafal Al-Qur'an.
Allah SWT mengulang firman-Nya sampai empat kali di dalam
surat yang sama, yaitu surat Al-Qamar, surat ke-54.
"Dan sungguh telah kami mudahkan Al-Qur'an untuk diingat,
maka adakah orangyang mengambil pelajaran?"
Di suatu wilayah di Jakarta Timur, ada seorang ibu
berusia lebih dari 50 tahun. Dalam waktu sekitar 5 tahun,
alhamdulillah, ia berhasil menghafal Al-Qur'an 30 juz, bukan
juz 30. Tentunya, ada beberapa tahapan yang dilalui sang ibu,
di antaranya mulai dari memperbaiki tilawah (bacaan) Al-
Qur'an sampai ke tingkat menghafal setelah mendapat izin
dari pembimbingnya.
Siang malam, sang ibu selalu membaca, menghafal, dan
mengulang-ulang bacaan ayat-ayat Al-Qur'an. Bahkan, sambil
memasak pun ia menyempatkan diri untuk melantunkan
ayat-ayat Al-Qur'an.
Ada satu contoh lain di wilayah Jawa Timur. Sekitar tahun 90-
an, ada seorang nenek yang hafal Al-Qur'an 30 juz setelah
ia merutinkan dirinya khatam Al-Qur'an setiap bulan. Tak
terasa, ternyata tanpa disangka, ia dapat membaca ayat-ayat
Al-Qur'an tanpa harus melihat mushaf Al-Qur'an.
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 83
Oleh karenanya, baik sekali jika Bapak banyak membaca
buku-buku yang berkaitan dengan menghafal Al-Qur'an, di
antaranya buku Kiat Sukses Menjadi Hafizh Da'iyah karya Ust.
Abdul Aziz Abdurrauf Al-Hafizh, Lc, MA hafizhahullah.
Untuk mengerti kandungan atau isi Al-Qur'an, tentunya juga
mudah, sama mudahnya dengan menghafal Al-Qur'an. Ketika
Allah SWT memudahkan Al-Qur'an untuk dihafal, di situ pula
Dia akan memudahkan kita dalam memahami kandungannya.
Banyak terjemahan dan tafsir Al-Qur'an yang mudah kita
peroleh, namun alangkah baiknya bila kita memiliki perangkat
utama dalam memahami Al-Qur'an, yaitu bahasa Arab.
Bahasa Arab juga mudah dipelajari dan perlu. Dikatakan
mudah karena betapa banyak orang non-Arab yang sukses
menuntut ilmu sehingga banyak di antara mereka menjadi
guru bagi orang Arab yang berlidah asli Arab.
Oleh karenanya, banyak bergaulah dengan orang-orang yang
selama ini selalu berinteraksi dengan Al-Qur'an.
Semoga Allah SWT memudahkan kita dalam menghafal,
memahami, serta mengamalkan Al-Qur'an. Amin. Wallahu
a'lam bish-shawab.*
84 Jurus %u TAenjfiafaf ftf-Qu
Cara Tepat
Mengajari Anak so
HaJal Al-Q uran
Bagaimana cara yang tepat dalam mengajari anak
untuk mengahafal Al-Qur'an? Saya bercita-cita agar
anak saya (laki-laki) bisa menghafal Al-Quran. Saya
pun memasukkan anak saya ke sekolah yang salah satu
kurikulumnya hafalan Quran hingga 18 juz (s.d. tamat
SD) dan Arabic. Subhanalloh, saya sempat bingung,
apakah bisa tercapai target atau tidak?
Saya dan suami bekerja. Terkadang saya tidak sempat
memmonitor pelajaran tahfiznya. Jujur saya katakan,
sepertinya pelajaran tersrbut berat bagi anak saya.
Untuk itu, mohon sarannya. Mohon maafbila ada kata-
kata yangg kurang berkenan. Atas perhatian Ustadz,
saya ucapkan banyak terimakasih.
"Dan sungguh telah kami mudahkan Al-
Qur'an untuk diingat, maka adakah orang
yang mengambil pelajaran?"
QSAl-Qamar: 54
Insya Allah, siapa pun yang ingin menghafal Al-Qur'an atau
belajar bahasa Arab dengan serius, sungguh-sungguh, pasti
Allah SWT akan berikan kemudahan kepadanya. Allah SWT
sudah menjamin hal itu di dalam Q.S Al-Qamar sampai
berulang empat kali.
Memang, idealnya orangtua di rumah menjadi guru terbaik
dalam mengajarkan Al-Qur'an, bila keduanya memiliki bacaan
atau hafalan yang baik. Hal itu bisa dilakukan ba'da Magrib
atau ba'da Subuh, walau sedikit yang panting rutin.
Namun, bila ibu dan suami sibuk, tetapi berkeinginan memiliki
anak yang hafal Al-Qur'an dan bahasa Arab yang baik, maka
ibu bisa mencari rguru privat yang memiliki kemampuan
yang cukup tentang kedua mata pelajaran tersebut. Fasilitasi
pula anak ibu dengan kaset atau CD Al-Qur'an. Semoga Allah
SWT berikan kemudahan dan harapan ibu dan suami dapat
terwujud. Amin.*
Ourus Oifu 'MenjdafafAf-duran 87
OurusOtfu "MmjfiafafAf-Clumn
Belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas
batu dan belajar di usia lanjut bagaikan mengukir
di atasa air. Anak kecil bagaikan kaset kosong siap
diisi dan menerima apa saja, yang baik ataupun
yang buruk, dan itu akan terekam kuat dalam
J ", memorinya. Oleh karenanya, orangtua hams
berusaha seoptimal mungkin dalam memanfaatkan
masa ini bagi anaknya agar waktu yang ada
dapat dilalui dengan berbagai aktivitas positifdan
bermanfaat bagi anak di masa mendatang.
Mendidik anak sejak sejak dini adalah kewajiban kita
sebagai orangtua. Anak adalah amanah yang Allah SWT
bebankan kepada kita. Salah satunya adalah bagaimana
kita mengajarkan Al-Quran kepada anak kita. Dalam hal ini
kita ingin sekali anak kita dapat menghafal Al-Quran dan
memulainya sedini mungkin.
Namun, karena belum terbiasa menghafal Al-Quran,
terkadang seorang ayah atau ibu agak "bingung" bagaimana
bisa meraih kemuliaan agar anaknya kelak bisa menghafal
Al-Quran. Bagi orangtua yang memiliki kemampuan dan
sudah terbiasa menghafal Al-Quran, insya Allah tidak akan
mengalami banyak kesulitan dalam membimbing sang buah
hati untuk meraih cita-cita mulianya -menghafal Al-Quran.
Belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu dan
belajar di usia lanjut bagaikan mengukir di atasa air. Anak
kecil bagaikan kaset kosong siap diisi dan menerima apa
saja, yang baik ataupun yang buruk, dan itu akan terekam
kuat dalam memorinya. Oleh karenanya, orangtua harus
berusaha seoptimal mungkin dalam memanfaatkan masa
ini bagi anaknya agar waktu yang ada dapat dilalui dengan
berbagai aktivitas positif dan bermanfaat bagi anak di masa
mendatang.
Jangan Tergesa-gesa
Ketika mulai mengajarkan anak menghafal Al-Quran,
usahakan jangan tergesa-gesa supaya anak cepat hafal ayat
atau surat yang baru satu atau dua kali dia baca. Hafalan
yang baik akan didapatkan dengan cara membaca berulang
kali ayat-ayat atau surat yang akan kita hafal. Paling tidak,
kita dapat membacakannya minimal tujuh kali. Setelah kita
merasakan ayat-ayat yang baru saja kita bacakan tadi telah
Ourus Oifu 'MenjdafafAf-duran 91
melekat di dalam memori anak kita, barulah boleh pindah ke
ayat atau surat berikutnya.
Mungkin tidak sedikit anak yang sudah mandiri (menghafal
sendiri). Setelah membaca dua sampai tiga kali sebuah ayat,
ia merasa sudah menghafalnya. Setelah itu, ia pun mencoba
pindah ke ayat berikutnya karena ingin segera menghafal ayat
lain, padahal dia belum menghafalnya dengan baik. Maka di
sini peran seorang guru Al-Quran, dalam hal ini orangtua yang
mengajarkannya di rumah agar mengarahkannya dengan
baik, supaya jangan pindah ke ayat lain kecuali bila diyakini si
anak benar-benar telah hafal.
Menghafal dengan tergesa-gesa sebenarnya tidak dapat
dibenarkan dalam proses menghafal Al-Quran. Cara
menghafal demikian tidak akan membuahkan hasil
memuaskan. Menghafal sedikit-sedikit lebih baik daripada
banyak tetapi terputus. Menghafal dengan tergesa-gesa akan
mengakibatkan cepat lupa.
ft* Menghafal Surat Pendek
Mulailah dari surat-surat pendek yang terdapat di dalam
Juz 'Amma atau juz 30. Selain lebih mudah menjelaskan isi
atau kandungannya dalam bentuk cerita, surat-surat pendek
itu juga lebih sering dibaca, khususnya oleh imam shalat di
masjid-masjid dan di mushalla-mushalla, sehingga anak
tidak akan menghadapi banyak kesulitan ketika menghafal
nanti.
rtr Buat Target
Dalam menghafal Al-Quran, merencanakan target tertentu
tidak bisa lepas dalam proses menghafal. Walaupun
92 Omu Oitu TvfenjLfJ Af-Qu
sebenarnya penentuan target hafalan adalah suatu yang
relatif karena setiap anak memiliki kemampuan yang
berbeda-beda dalam menghafal. Namun, untuk memberikan
kemudahan kepadanya dan agar lebih terarah, memang
harus ada perencanaan target tertentu. Maka dalam waktu
sebulan hasilnya akan kelihatan berapa ayat atau surat yang
akan dicapai oleh si anak.
Usahakan target hafalan tidak terlalu banyak, harus
disesuaikan dengan kemampuan daya serap dan hafal si anak,
sehingga anak akan merasakan bahwa menghafal Al-Quran
itu mudah dan menyenangkan. Bila dinilai anak sudah mulai
menyukai hafalan dan prestasinya bagus, maka bisa saja
targetnya dinaikan. Mungkin yang tadinya ditargetkan dalam
sepekan anak dapat menghafal setengah halaman misalnya,
maka target itu bisa dinaikan menjadi satu halaman di bulan
berikutnya.
Kalau rata-rata setiap satu juz Al-Quran itu 10 lembar atau
20 halaman, maka 30 juz berjumlah 600 halaman. Berarti,
bila anak dapat menghafal secara kontiniu setiap pekan satu
halaman, maka dalam tempo satu tahun atau sekitar 48
pekan ia akan menghafal sebanyak 48 halaman atau sekitar
2,5 juz.
Bila jawaban singkat ini masih kurang memuaskan, silakan
berkonsultasi langsung via chating dengan meng-add ID saya
ibnu_hekh@yahoo.com.*
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 93
OurusOtfu TAencjfiafafflf-Qumn
Tahf izh Untuk
Anak Empat Taliun
#1
: ig
Anak ana 4 tahun. Bagaimana metode tahfidz yang
tepat untuk anak usia 4 tahun karna dia cenderung
lebih cepat menerima ketika guru yang mengajarkan
tapi ketika ana yang membimbing kog mandek?
Jazakumullah
r*
95
Tanamkan pada diri anak kita tentang
keagungan, kemuliaan Al-Quran dengan
pendekatan dan cara yang menyenangkan dan
bisa dip ah ami olehnya.
Orangtua adalah guru ideal dalam mengajarkan anak --
dalam hal ini mengajarkan tahfizh Al-Quran. Namun, banyak
orangtua yang tidak mampu melakukannya karena banyak
hal, seperti sibuk bekerja, tugas dakwah yang begitu padat,
kurang pandai membaca Al-Quran dan belum berpengalaman
menghafal Al-Quran walau hanya Juz 'Amma. Hal itu akan
mendorong mereka untuk menyerahkan anaknya ke tempat
atau lembaga tahfizh Al-Quran atau memanggil seorang guru
ngaji atau private Al-Quran.
Sebenarnya cara demikian boleh saja dilakukan karena cara ini
pernah dilakukan oleh orang terdahulu. Di antaranya adalah
yang dilakukan oleh seorang khalifah terkenal, Harun Al-
Rasyid. la memanggil guru yang alim yang memiliki berbagai
macam disiplin ilmu untuk mengajarkan tahfizh Al-Quran.
fb° Metode bagi Anak Usia 4 Tahun
Ada beberapa metode yang harus diperhatikan oleh guru
atau orangtua yang akan mengajarkan anak usia 4 tahun.
Pertama, jangan lupa dan jangan bosan untuk selalu dan
terus berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kemudah
dalam mendidik anak-anak kita. Kita berdoa dan berusaha
menjadikan mereka cinta dan hafal Al-Quran.
Kedua, kalau belum mempu mengajarkan langsung, pilihlah
seorang guru yang kita yakini dapat mengajarkan tahfizh Al-
Quran.
Ketiga, talqinkan (perdengarkan) secara berulangan-ulang
ayat-ayat Al-Quran hingga si anak menjadi akrab dengan ayat-
ayat tersebut dan pada akhirnya dia mampu menghafalnya.
Di samping itu, bisa juga dikenalkan huruf hijaiyyah. Ajarkan
anak membaca dan menulis huruf Al-Quran dengan metode-
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 97
metode yang selama ini digunakan dan dianggap lebih praktis
dan mudah. Dengan demikia, suatu saat anak kita dapat
menghafal mandiri dengan melihat mushaf dan mengulang
(murajaah) hafalannya sendiri.
Keempat, tanamkan pada diri anak kita tentang keagungan,
kemuliaan Al-Quran dengan pendekatan dan cara yang
menyenangkan dan bisa dipahami olehnya.
Kelima, usahakan memasukkan anak kita pada Halaqat Al-
Quran, baik di masjid, mushalla, maupun di lembaga tahfizh
Quran. Yang demikian itu akan membuat anak merasakan
banyak anak seusianya yang juga memiliki aktivitas yang
sama (menghafal Al-Quran).
Keenam, gunakan tape recorder atau yang sejenis untuk
memperdengarkan Al-Quran, terutaman surat-surat pendek.
Ajak anak kita untuk menyimak dan mengikutinya. Ulangi
beberapa kali hingga dilihat anak sudah dapat mengikuti
lantunan ayat-ayat Al-Quran tersebut.
Jadikan anak kita menyenangi proses itu dengan tidak ada
unsur pemaksaan. Kalau dia menyenangi semua proses
yang kita lakukan, maka yang akan kita dapatkan adalah
kemudahan dalam mendidiknya untuk menghafal Al-Quran.
Ketujuh, usahakan selalu mengajak anak kita ke masjid
atau mushala agar dia dapat terbiasa untuk melaksanakan
shalat berjamaah di masjid dan juga agar dia dapat terbiasa
mengulang-ulang hafalannya, apalagi biasanya para imam
membaca surat-surat pendek sehingga anak akan akrab
dengan bacaan Al-Quran.
Yang tidak kalah pentingnya adalah orang tua atau guru Al-
Quran banyak membaca tentang psikologi dan pendidikan
anak, terutama yang berkaitan dengan bagaimana mendidik
anak untuk bisa terbiasa menghafal Al-Quran sejak dini.
98 Ourus Oitu TAentjUfd flf- Qu
a>° Guru Lebih Disukai daripada Orangtua
Memang, banyak anak lebih menyukai dan lebih mendengar
nasihatdanpelajaranseoranggurudibandingkanorangtuanya
sendiri. Namun, kita jangan putus asa atau berkecil hati
dulu. Kalau kita memiliki kemampuan dalam mengajarkan
Al-Quran, maka kita sebagai orangtua juga dapat berperan
sebagai seorang guru.
Jangan lupa, biasanya anak-anak itu menyukai hadiah. Sekecil
apa pun hadiah yang kita berikan akan sangat berkesan sekali
di hati mereka. Jadi, kita bisa mulai mengadakan pendekatan
dengan menjajikan hadiah bila ia mau belajar kepada kita,
terutama sekali jika anak kita mencapai target yang sudah
disepakati bersama. Selain itu, berikan sanjungan dan pujian
bila anak kita dapat menyelesaikan hafalan tertentu.
Yang tidak kalah pentingnya, konsultasikan perihal anak
kita kepada guru yang mengajarkannya di sekolah. Dengan
demikian, kita bisa berperan seperti gurunya di sekolah dan
pada akhirnya anak kita juga menyukai pengajaran yang
diberikan orangtuanya di rumah.
Setelah kita melakukan semua upaya di atas, bersabarlah
akan semua proses yang kita lalui. Hanya kepada Allah SWT
kita bertawakkal. Hasbunallahu wani'mal Wakil.*
OurusWulvlengfiafafAf-Qumn 99
100 Jurus %u TAenjfiafaf ftf-Qu
Mengkaf al Q
Susah Banget
Ustadz, ana ikhwan berumur 18 tahun.Ana baru
belakangan ini mencoba untuk belajar mengenai Islam
dan Al-Qur'an. Ana coba untuk memnghafalnya, koq
susah banget ustad? Tapi kalo ana denger musik di
TV, mudah sekali untuk mengingatnya. Ane kepengen
bisa hafal Al-Quran, walaupun hanya beberapa surat.
Bagaimana caranya agar ane bisa lancar menghafal
Al-Quran? Mohon balasannya.
Mengapa mendengarkan lagu yang diiringi
musik itu lebih mudah diingat? Bisa jadi, selama
ini telinga kita lebih sering mendengarkan
musik sehingga telinga kita ini lebih peka dan
akrab dengan musik atau nyanyian ketimbang
lantunan ay at-ay at suci Al-Quran. Jadi wajar
saja kalau menghafalkan lagu lebih mudah
ketimbang meghafal Al-Quran.
Alhamdulillah, saudaraku yang dirahmati Allah SWT, patut
Anda syukuri karena Anda memiliki kesempatan belajar
Islam dan Al-Quran pada usia muda. Belajar Al-Quran dan
berusaha menghafalnya dalam usia dini sangat bagus. Usia
18 tahun sebenarnya juga termasuk usia yang boleh dibilang
sangat potensial untuk menghafal Al-Quran.
Menghafal Al-Qur'an adalah pekerjaan yang amat mulia dan
sangat mudah. Kenapa demikian? Karena sudah ada jaminan
dari Allah SWT.
Hal itu sering saya sampaikan dalam beberapa kesempatan.
Coba perhatikan firman Allah SWT:
"Dan sesugguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk
diingat, maka adakah orangyang mengambil pelajaran?" (QS.
Al-Qamar/54 : 17, 22, 32, 40).
Ayat tersebut sampai empat kali diulang-ulang dalam surat yang
sama. Dalam bahasa Arab, kalau ada kata yang diulang-ulang,
maka pengulangan itu bertujuan menegaskan sesuatu, dalam
hal ini bahwa Al-Qur'an mudah dipelajari, diingat, dan dihafal.
Mengapa mendengarkan lagu yang diiringi musik itu lebih
mudah diingat? Bisa jadi, selama ini telinga kita lebih sering
mendengarkan musik sehingga telinga kita ini lebih peka dan
akrab dengan musik atau nyanyian ketimbang lantunan ayat-
ayat suci Al-Quran. Jadi wajar saja kalau menghafalkan lagu
lebih mudah ketimbang meghafal Al-Quran.
Sebenarnya, para ulama banyak sekali memberikan tips, cara,
metode atau tahapan yang harus dilalui oleh orang yang akan
menghafal Al-Quran, di antaranya:
Pertama: niat ikhlas karena Allah SWT semata. Jangan
sampai ada niat mendapat berbagai kenikmatan dunia
yang barang tentu sangat tidak sebanding dengan
kenikmatan di akhirat kelak.
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 103
Kedua: jangan lupa selalu berdoa kepada Allah SWT agar
kita selalu mendapatkan kemudahan dalam menghafal
Al-Quran. Ketika kita berdoa, kita harus yakin bahwa doa
kita diijabah.
Ketiga: kesalehan pribadi. Dalam menghafal Al-Quran,
faktor kesalehan ini tidak bisa disepelekan karena dengan
kesalehan ini Allah SWT akan mengajarkan apa yang kita
ingikan. Dia akan memudahkan kita dalam menghafal Al-
Quran.
Imam Syafi'i, yang terkenal sebagai ulama yang memiliki
kecepatan dalam mengafal, pernah dengan tidak
sengaja melihat kaki bagian bawah seorang wanita.
Hal itu membuat hafalannya menjadi buruk. la pun
segera mengadu kepada guru. Setelah itu, sang guru
memberikan nasihat agar dia meinggalkan maksiat. Ilmu
itu cahaya dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang
yang selalu bermaksiat.
Keempat: dalam menghafal Al-Quran, jangan sampai
meninggalkan wirid tilawah Al-Quran harian. Jangan
sampai karena kita sibuk menghafal, malah meninggalkan
wirid tilawah harian kita. Manfaatnya adalah ketika kita
sering dan banyak membaca Al-Quran, maka pada saat
kita menghafal suatu ayat atau surat Al-Quran, kita akan
mendapatkan banyak kemudahan karena sebelumnya
kita sudah sering membacanya.
Kelima: kalau ingin hafalan kita bagus dan lacar, maka kita
harus memperlakukan surat-surat yang sudah kita hafal
seperti orang mengahafal surat Yasin, surat Al-Kahfi, dan
surat-surat lainnyayangseringdibacaorangsetiappekannya
atau pada moment-moment tertentu. Seperti halnya surat
Al-Fatihah, mungin saja seandainya kita membaca surat Al-
Fatihah ini sambil berlari pun tidak akan salah karena kita
setiap hari membacanya minimal 17 kali.
104 OurusOifu'Meryfuifaffif-Qu
Keenam: usahakan kita juga membacanya dalam shalat.
Manfaatkan waktu shalat-shalat sunnah, seperti shalat
malam atau Qiyamullail, dan shalat-shalat sunnah
lainnya.
SayasarankankepadaAndauntukmembaca-bacakembali
jawaban saya pada konsultasi sebelumnya. Semoga
jawaban singkat ini dapat memberikan pencerahan
sekaligus motivasi dalam menghafal Al-Quran. Amin ya
Rabbal 'alamin. Wallahu a'lam bishshawab.*
Ourus Oifu 'MenjdafafAf-duran 105
106 Jurus %u TAenjfiafaf ftf-Qu
Kiat Mengkaf al
Surat^Surat Pendek
so
C
Pak ustad, gimana cara cepat hafal surat-surat pendek'.
Kalau seseorang sudah memiliki niatyang kuat
untuk menghafal Al-Qiiran, maka tidak ada
yang dapat menghalanginya. Salah satu cara
I 1 untuk menghafal Al-Quran adalah memulainya
dengan surat/ayat yang lebih mudah untuk
dihafal, seperti surat-surat pendek. Selain
memang ayatnya pendek-pendek, surat-surat itu
juga sering dibaca para imam shalat, terutama
para imam yang tidak memiliki banyak hafalan.
Kalau seseorang sudah memiliki niat yang kuat untuk
menghafal Al-Quran, maka tidak ada yang dapat
menghalanginya. Salah satu cara untuk menghafal Al-Quran
adalah memulainya dengan surat/ayat yang lebih mudah
untuk dihafal, seperti surat-surat pendek. Selain memang
ayatnya pendek-pendek, surat-surat itu juga sering dibaca
para imam shalat, terutama para imam yang tidak memiliki
banyak hafalan.
Ada banyak cara menghafal surat-surat pendek, di
antaranya:
1. Perbanyak mendengar sebelum memulai menghafal,
bisa dengan kaset murattal atau mendengarnya dengan
khusyu' dari para imam shalat dalam shalat Maghrib,
Isya, dan Subuh.
2. Perbanyak membaca surat-surat pendek tersebut
sehingga ketika kita mulai menghafalnya maka lidah kita
sudah akrab dengannya. Setelah kita yakin benar surat-
surat tersebut sudah kita hafal, baru kemudian pindah
ke surat berikutnya.
3. Jangan lupa untuk membacanya di hadapan seorang
teman yang bacaan atau hafalan Al-Qurannya lebih
baik dari kita atau seorang guru tahfizh Al-Quran untuk
menyimak hafalan kita. Hal itu harus kita lakukan untuk
menghindari salah baca dan salah menghafal.
4. Lakukan pengulangan (muraja'ah) secara teratur,
terutama kita baca dalam shalat lima waktu atau dalam
shalat sunnah.
5. Usahakan membaca hafalan sesuai dengan urutan yang
tercantum di dalam Al-Quran, misalnya kita membaca
surat Al-Qari'ah, At-Takatsur, kemudian surat AI-'Ashr,
terus sampai surat An-Nas.
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 109
Demikian jawaban saya. Mudah-mudahan setelah kita
mampumenghafalsurat-suratpendektersebut,membuatkita
tertarik untuk menghafal surat-surat panjang sehingga kita
dapat merasakan nikmatnya menghafal Al-Quran. Wallahul
Musta'an.*
110 Oma Oifu TAenyUfal Af-Qu
Kalau kita ingin paham literatur Islam yang
I j|| asli, paham ajaran Islam dengan baik, maka
j| modal dasarnya bahasa Arab yang wajib kita
I pelajari ini. Tidak mustahil, kalau kita belajar
dengan seungguh-sungguh, maka sebagai
| Muslim non-Arab, kita dapat mengungguli
i| kefasihan berbahasa Arab orangArab sekalipun,
sang pemilik lidah asli Arab.
I ^
Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur'anul Karim, bahasa
Kitabullah. Allah SWT berfirman :
"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk
pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?".
(Q.S. Al-Qamar/54 : 17, 22, 32, 40).
Allah SWT telah memudahkan Al-Qur'an untuk dibaca,
dipelajari, dihafal, diajarkan, dipahami, dan diamalkan.
Dia telah memudahkan semua sarana dan jalan untuk
mempelajari Al-Qur'an, sedangkan Al-Qur'an itu berbahasa
Arab. Dengan demikian, mempelajari bahasa Arab bukanlah
sesuatu hal sulit seperti anggapan banyak orang.
Mungkin, banyakorangengganbelajar bahasa termuliainidan
berusaha membela dirinya dengan 1001 alasan. Mari jauhi
ucapan yang sering terdengar di telinga kita: "Sesungguhnya
bahasa Arab itu susah".
Kita, umat Islam, hidup pada era globalisasi dan era Al-
Ghazwil Fikri wa Al-Ghazwits Tsaqafi (perang pemikiran
dan kebudayaan). Musuh kita adalah musuh agama, musuh
Islam, musuh bahasa Arab. Mereka tidak akan berhasil
memerangi kita dengan kekuatan militer. Namun, mereka
ingin menjauhkan kita umat Islam dari bahasa Arab, bahasa
Al-Qur'anul Karim.
Jika seorang Muslim meninggalkan bahasa Arab, maka ia
tidak dapat memahami Al-Qur'an dengan benar. Jika seorang
Muslim menjauhi bahasa Arab, maka misi musuh-musuh
Islam telah berhasil.
Sekali lagi, jangan pernah mendengarkan ucapan orang-orang
yang dengki dengan kemajuan Islam yang begutu pesat,
bahwa bahasa Arab itu "susah, ketinggalan zaman, bahasa
orang padang pasir, dan sebagainya", jugwa bahwa kaidah
Nahwu dan Sharaf sangat susah dipelajari, baca tulisan Arab
aja susah, apalagi menulis, dan mengucapkannya".
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 113
a>° Orang Arab Belajar Santa Non-Arab
Mari kita ingat-ingat kembali, siapakah ulama paling terkenal
dalam llmu Nahwu dan Sharaf? Jawabnya: Sibawaeh. Nama
ini sangat akrab di kalangan santri di pesantren-pesantren
dan mahasiswa di kampus-kampus Islam khususnya di Timur
tengah.
Siapakah Sibawaeh? Dari mana asalnya? Apakah ia orang
Arab?
Sibawaeh bukan orang Arab, melainkan orang Persia asli,
non-Arab. Lidah dan dialek bahasa orang Persia tidak akrab
dengan bahasa Arab dan sangat jauh dari sentuhan bahasa
Al-Qur'an. Berbeda dengan bahasa Indonesia yang begitu
akrab dengan nuasa kearaban. Bahkan, banyak kata atau
istilah bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab yang sangat
sulit diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Sibawaeh telah meletakkan kaidah-kaidah llmu Nahwu,
banyak mengajar para ulama dan orang Arab.
Siapa di antara kita yang tidak pernah mendengar nama
Imam Bukhari? la telah menyusun kitab hadits paling shahih.
Apakah dia orang Arab? Bukan. Bukhari orang Bukhara,
Samarkand, Asia Tengah.
Imam Tirmidzi, ahli hadits penyusun kitab Sunan Tirmidzi,
juga bukan orang Arab. Namun banyak orang Arab belajar
kepadanya.
Mari kita ingat kembali, siapakah ulama asal Banten Jawa
Barat yang populeritasnya sangat mendunia itu? Benar,
dialah Syeikh Nawawi Al-Bantani. la banyak menulis syarah
kitab yang semuanya ditulis dalam bahasa Arab. Kerena
banyak menghasilkan karya, maka ia digelar sebagai Imam
Nawawi Tsani (Imam Nawawi Kedua).
114 OurusOitu 'MenjLfafAf-Qu
Masih segudang orang non-Arab seperti mereka. Ringkasnya,
banyak orang non-Arab yang mampu berbahasa Arab dengan
baik, bahkan mengungguli orang orang Arab itu sendiri.
Jadi, setelah kita mengetahui banyak orang atau ulamatersohor
bukan orang Arab namun fasih berbahasa Arab, jangan ada
lagi kata-kata bahasa Arab itu susah dan sebagainya.
Bahasa Arab Itu Mudah
Bahasa Arab itu mudah dipelajari dan perlu, bahkan wajib
dipelajari. Ketika kita ingin memahami Al-Qur'an secara baik,
maka perangkat utamanya adalah bahasa Arab.
Sebagai hamba Allah SWT, tentunya kita yakin sekali akan
janji-Nya yang akan memelihari dan menjaga Al-Qur'an
hingga kiamat.
"Sesungguhnya kamiyang menurunkan Al-Dzikr (Al-Qur'an)
dan Kami pula yang akan memeliharanya" (Q.S. Al-Hijr/15 : 9).
Allah SWT akan memelihara Al-Qur'an dapat dimaknai juga
sebagai jaminan dari-Nya akan kemudahan bahasa Arab
sebagai penunjang untuk memahami Al-Qur'an.
"Dan sesugguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk
pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?".
(Q.S. Al-Qamar/54 : 17,22,32,40)
Jadi, kalau kita ingin paham literatur Islam yang asli, paham
ajaran Islam dengan baik, maka modal dasarnya bahasa Arab
yang wajib kita pelajari ini. Tidak mustahil, kalau kita belajar
dengan seungguh-sungguh, maka sebagai Muslim non-Arab,
kita dapat mengungguli kefasihan berbahasa Arab orang Arab
sekalipun, sang pemilik lidah asli Arab. Wallahul Musta'an.*
Ourus Jifu TrfenjdafafAf-Cluran 115
fb* Ketika Orang Arab Salah Berbahasa Arab
Judul di atas bukan untuk merendahkan siapan pun. Judul
itu dibuat hanya sebagai motivasi bagi siapa pun, orang Arab
ataupun non-Arab, khususnya bagi mereka yang selama ini
menghadapi kesulitan dalam mempelajari bahasa Arab.
Salah dalam menggunakan bahasa Arab merupakan hal
biasa. Yang penting, kita harus memiliki azam kuat untuk
terus belajar. Tapi mengapa ada orang Arab salah dalam
berbahasa Arab? Karena, seseorang tidak dilahirkan dengan
memiliki ilmu pengetahuan, melainkan dia harus belajar
terlebih dahulu.
Jadi, siapa pun orangnya, apakah dia orang Arab atau bukan,
kalau mau belajar bahasa Arab dengan sungguh-sungguh,
pasti Allah SWT akan memberinya banyak kemudahan.
Salah Tulis Surat
Suatu hari, seorang juru tulis Abu Musa Al-Asy'ari menuliskan
surat darinya kepada Umar ibnul Khattab r.a.:
min Abu Musa Al-Asy'ari. . . .
Umar membalas surat itu kepada Abu Musa Al-Asy'ari yang
isinya agar Abu Musa mecambuk sang juru tulis karena
kesalahannya dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Arab
tersebut. Kalimat yang benar dalam kaidah Bahasa Arab
adalah:
min Abi Musa, bukan min Abu Musa.
Kata "Abi", majrur pakai ya' karena didahului huruf jarr
"min".
Umar Marah
Dalam kesempatan lain, Umar ibnul Khattab r.a. pernah
melawati sekelompok orang yang sedang belajar memanah.
Umar tidak memperlihatkan kekagumannya dengan cara
116 %rus %u TAenjfiafaf Af- Quran
memanah mereka, lalu Umar pun menegur mereka. Meraka
pun menjawab :
Inna Qoutnun mutdallimin.
Mendengar kalimat tersebut, Umar pun sadar dan prihatin
atas kesalahan kalimat
Mengapa demikian? Karena, kalimat yang benar dalam
Bahasa Arab
Kata "muta'allimun" marfu' pakai wawu karena berkedudukan
sebagi sifat 'khabar marfu', yaitu kata 'Qaum'.
Lalu Umar berkata: "Demi Allah, kesalahan kalian dalam
bertutur kata, bagiku lebih berbahaya dari pada kesalahan
kalian dalam mengarahkan anak panah".
Pernikahan Silang Arab dan Non-Arab
Pada masa khilafah Bani Umayah, dakwah Islam tersebar
secara lebih luas dan bercampurnya orang Arab dan non-
Arab, juga terjadinya pernikahan silang antara orang Arab
dan non-Arab. Mulai saat itulah terjadi banyak kesalahan
dalam pengucapan bahasa Arab. Akibatnya, Khalifah Abdul
Malik bin Marwan berkata: "Banyaknya orang yang berbicara
di atas mimbar dan terjadinya kesalahan (dalam berbahasa
Arab) membuat rambutku lebih cepat memutih".
Kisah Putri Abul Aswad Al-Du'ali
Bagi Anda yang sedang atau pernah belajar bahasa Arab
dan sering mengalami kesalahan dalam pengucapan bahasa
Arab, jangan sampai merasa pesimis apalagi putusasa dalam
mempelajari bahasa Al-Quran ini. Ingat, orang Arab saja
banyak yang salah berbahasa Arab! Jadi, wajar kalau pada
awal-awal kita belajar kita sering salah dalam menyusun
kalimat yang benar.
Coba kita simak bersama kisah putri seorang peletak
pertama ilmu Nahwu, salah seorang tabi'in, bernama Abul
Aswad Al-Du'aliy. la pula yang memulai pengharakatan Al-
Ourus Oifu 'MenjdafafAf-duran 117
Quran. Dalam suatu riwayat disebutkan, Ali bin Abi Thalib
yang memerintahkan pengharakatan itu. Dalam riwayat lain,
Umar ibnul Khattab yang memerintahkannya.
Pada suatu malam, langit terlihat begitu indah dengan cahaya
jutaan bintang yang menyinari bumi. Sang putri dalam kisah
ini ingin mengungkapkan ketakjubannya. Dia berkata:
(Maa ahsanussamaa)
Huruf nun berharakat dhammah (marfu') yang artinya:
"Langit, apanya yang paling indah?" .
Maka ayahnya menjawab: "Wahai putriku, langit yang
terindah adalah bintang-bintangnya". Sang putri pun berkata:
"Aku tidak ingin bertanya mana yang paling indah, akan tetapi
aku hanya ingin mengungkapkan kekagumanku".
Sang ayah pun akhirnya berkata: "Kalau demikian maka
katakanlah,
(Maa ahsanassamaa)
Huruf nun berharakat fathah (manshub) yang artinya
"Alangkah indahnya langit ini!"
Bahasa Ibu
Bagi umat Islam, seharusnya bahasa Arab dijadikan bahasa
Ibu, sekaligus bahasa nasional dan internasional yang dapat
digunakan di mana saja, di mana pun kita bertemu Saudara
seseiman dan seakidah.
Seharusnya kita dapat berkomunikasi dengan bahasa Arab,
bahasa Rasulullah SAW. Bahasa Arab itu mudah dan perlu
dipelajari.
Untuk memahami literatur Islam yang asli, yang tentunya
semua berbahasa Arab, maka tidak ada cara lain, kecuali
harus memahami bahasa Arab secara baik. Sungguh jauh
118 %rm %u TAenjfiafaf ftf-Qu
perbedaan antara orang yang paham bahasa Arab dengan
yang tidak. Banyak karya dan peninggalan para ulama kita
yang sampai saat ini belum diterjemahkan karena tebal dan
berjilid-jilid. Semua karya mereka ini hanya dapat diakses
dan dinikmati oleh mereka yang paham bahasa Arab dengan
baik.
Jadi, seperti orang yang ingin menaiki satu lantai di atasnya,
maka dia harus melalui tangga atau lift. Maka, keberadaan
tangga atau lift tersebut wajib. Demikian pula halnya dengan
bahasa Arab, la adalah sarana dan alat dalam memahami
Al-Quran dan Al-Sunnah, serta kitab-kitab dan karya-karya
para ulama yang berbahasa Arab itu. Suatu kewajiban akan
sempurna bila mana ada sarana penopangnya, maka sarana
penopang tersebut keberadaanya menjadi wajib.
Nah, sekarang mari kita bertanya pada diri kita masing-masing:
Sudah sejauh mana pemahaman bahasa Arab kita? Apakah
tidak ada waktu untuk mempelajari dan memperdalamnya?
Sibuk berdakwah, mengurusi ini dan itu?
Semoga Allah SWT yang Mahaadil memudahkan kita yang
mau bersungguh-sungguh dan mau meluangkan waktu
khusus dalam mempelajari bahasa Arab, bahasa Kitab Suci-
Nya. Amin!
"Dan orang-orang yang berjihad untuk Kami, benar-benar
akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang
berbuat baik" (Q.S. AI-Ankabut/29 : 69).*
Ourus Oifu 'MenjdafafAf-duran 119
120 Jurus %u TAenjfiafaf ftf-Qu